Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Thudong, Ritual Jalan Kaki Para Biksu

Kompas.com - 25/08/2023, 18:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas TV,

KOMPAS.com - Beberapa bulan lalu, tepatnya Kamis (23/3/2023), para biksu Thailand dikabarkan melakukan ritual jalan kaki atau disebut Ritual Thudong.

Ritual jalan kaki ini memakan waktu cukup lama untuk bisa sampai ke titik terakhir, yaitu Candi Borobudur di Jawa Tengah.

Kabarnya, salah satu biksu asal Indonesia juga ikut terlibat dalam Ritual Thudong ini.

Baca juga: I-Tsing, Biksu China yang Memperdalam Agama Buddha di Sriwijaya

Apa itu Ritual Thudong?

Ritual Thudong dilaksanakan oleh para biksu Thailand dalam rangka merayakan Hari Raya Waisak.

Thudong adalah perjalanan spiritual atau religi yang dilakukan untuk mengikuti jejak Buddha pada zaman kehidupannya, ketika belum ada transportasi atau wihara.

Menurut penuturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Supriyadi, ritualTthudong atau berjalan kaki ini dilakukan oleh 32 biksu.

Selama berjalan kaki, para biksu melakukan perenungan demi memenuhi darma atau kewajiban mereka.

Namun, sebelum ritual dimulai, para biksu harus terlebih dulu melakukan ritual berdiam diri di suatu tempat dan berpuasa selama empat bulan.

Konon, ritual berdiam diri ini dilakukan ketika musim hujan, sedangkan ritual Thudong dilaksanakan saat musim kemarau atau musim semi tiba.

Adapun tujuan dari ritual Thudong adalah untuk mendapat dan mengembangkan spiritual para biksu.

Supriyadi menambahkan, perjalanan Thudong tidak terbatas pada jarak rutenya.

Selain itu, Thudong juga boleh dilaksanakan oleh setiap biksu tanpa pandang usia, yang terpenting adalah mereka memiliki fisik dan rohani yang kuat.

Baca juga: Sendang Sono, Persinggahan Biksu yang Jadi Lokasi Ziarah Umat Katolik

Proses ritual Thudong berlangsung

Selama menjalani ritual Thudong, para biksu tidak membawa uang sepeser pun.

Untuk memenuhi kebutuhan makan mereka, para biksu akan mendapat makanan atau pindapata dari umat Buddha.

Lebih lanjut, para biksu yang sedang melakukan ritual Thudong diberi jadwal makan yang ketat.

Mereka hanya diperbolehkan makan sebanyak 1-2 kali dalam sehari, yaitu pukul 07.00 pagi dan 12.00 siang.

Setelah jam 12.00 siang, mereka hanya diperbolehkan minum.

Sementara itu, untuk waktu istirahat, para biksu tidur dengan alas yang tidak lebih dari 50 cm, bahkan sejumlah biksu tidur sambil duduk.

Para biksu dilarang beristirahat di penginapan. Mereka hanya boleh istirahat di tempat-tempat ibadah lintas agama, seperti wihara, kelenteng, hingga pesantren.

Di Indonesia, para biksu bersinggah untuk istirahat di Pondok Pesantren Habib Luthfi di Pekalongan, Jawa Tengah.

Para biksu yang sedang melaksanakan Thudong sampai di Candi Borobudur pada Kamis (1/6/2023), setelah kurang lebih tiga bulan berjalan kaki.

Sesampainya di Candi Borobudur, para biksu disambut oleh pemuka enam agama dan mendengarkan sebuah narasi yang intinya menjelaskan tentang toleransi umat beragama.

Kemudian, mereka masuk ke zona 1 untuk beribadah.

 

Referensi: 

  • Dr. Wasitohadi. Theresia Sri Rahayu. (2023). Model Pendidikan Multikultural di Indonesia. Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com