Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konstatinopel: Perebutan Pasar Rempah Terbesar Eropa oleh Turki Usmani

Kompas.com - 24/08/2023, 17:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konstantinopel yang sekarang dikenal sebagai Istanbul, telah menjadi pusat perdagangan rempah selama berabad-abad sepanjang sejarah, terutama selama periode Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) dan setelahnya.

Namun, puncak kejayaan Konstantinopel sebagai pusat perdagangan rempah terjadi pada Abad Pertengahan, terutama pada abad ke-13 hingga ke-15.

Pada periode tersebut, Konstantinopel menjadi jantung jalur perdagangan rempah dari Timur Tengah dan Asia ke Eropa.

Inilah kisah menarik tentang bagaimana kota ini mengalami transformasi penting dalam sejarah dunia.

Kejayaan sebagai pusat perdagangan rempah

Pada masa Romawi Kuno, kota yang kini dikenal sebagai Konstantinopel itu memiliki julukan Byzantium dan berperan sebagai pusat perdagangan strategis.

Terletak di persimpangan antara Eropa dan Asia, kota ini menjadi tempat pertemuan berbagai jalur perdagangan yang menghubungkan Timur dan Barat.

Rempah-rempah dari Timur Jauh, seperti lada, kayu manis, cengkeh, dan rempah berharga lainnya menjadi komoditas utama yang mengalir melalui kota ini.

Keberadaan Konstantinopel sebagai pusat distribusi rempah-rempah membawa kemakmuran dan kekayaan yang tak tertandingi.

Baca juga: Daftar Sultan Turki Usmani

Transisi Byzantium dan Kekaisaran Romawi Timur

Pada 330 M, Kaisar Konstantinus Agung mendirikan Byzantium dan menjadikannya ibu kota Kekaisaran Romawi Timur.

Kota ini kemudian diberi nama Konstantinopel yang berarti "Kota Konstantinus".

Di bawah kepemimpinan Kaisar Konstantinus, kota ini mengalami transformasi besar-besaran.

Monumen ikonik, seperti Hippodrome, Hagia Sophia, dan Dinding Theodosianus dibangun untuk menegaskan status Konstantinopel sebagai pusat budaya, politik, dan ekonomi yang kuat.

Baca juga: Faktor Berdirinya Turki Usmani, Berawal dari Sebuah Suku

Ancaman dan kejatuhan Ppertama

Selama abad-abad berikutnya, Konstantinopel berjuang menghadapi berbagai ancaman dari bangsa-bangsa asing, terutama pada masa perang melawan Kekaisaran Romawi Barat.

Pada 1204 M, kota ini direbut oleh pasukan Perang Salib Keempat, dan Kekaisaran Latin didirikan.

Namun, Byzantium berhasil memulihkan kekuasaannya pada tahun 1261 M dan mengembalikan Konstantinopel sebagai ibu kota.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com