Tradisi Megalitik merupakan kebudayaan masa praaksara yang menghasilkan batu-batu besar.
Tinggalan Megalitik di situs ini berupa batu datar (batu monolit yang atasnya berupa bidang datar), arca berbentuk manusia dengan pahatan sederhana, dan batu bergores (batu alam tanpa ada pengerjaan manusia).
Baca juga: Situs Payak, Petirtaan di Bantul dari Era Mataram Kuno
Pada 1995, Balai Arkeologi Bandung melakukan penelitian di sekitar Prasasti Hujung Langit dan menemukan fragmen tembikar, keramik, dan struktur batu.
Struktur batu tersebut sama dengan yang ditemukan di area prasasti yang diduga sebagai struktur bangunan suci.
Keramik-keramik di Situs Harakuning berasal dari abad ke-10 hingga abad ke-17.
Sedangkan fragmen tembikar di situs ini diperkirakan berasal dari abad ke-10 hingga abad ke-20.
Berdasarkan bentuknya, tembikar di Situs Harakuning dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu:
Analisis tipologi bentuk fragmen tembikar menguatkan dugaan bahwa Situs Harakuning pada zaman dulu merupakan permukiman yang memiliki situs sakral.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.