Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Betawi, Suku Asli Jakarta

Kompas.com - 16/07/2023, 09:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Ibu kota Kerajaan Tarumanegara terletak tepatnya di Sungai Chandrabhaga.

Kemudian, salah satu raja Kerajaan Tarumanegara mendirikan bendungan di tepi sungai tersebut.

Sejak saat itu, rakyat Kerajaan Tarumanegara pun jadi mengenal persawahan menetap.

Selain itu, pada zaman Tarumanegara, kesenian juga turut berkembang. Petani Betawi kerap membuat orang-orangan sawah untuk mengusir burung. Orang-orangan ini diberi baju serta topi supaya tidak ada burung yang berani mendekat.

Tujuan para petani memasang orang-orangan sawah ini adalah agar sawah mereka dapat panen dengan baik.

Jika panen tiba, para petani pun akan bergembira, yang dirayakan dengan mengarak barongan disebut ondel-ondel.

Ondel-ondel ini diarak dengan membunyikan gamelan.

Saat ini, ondel-ondel menjadi ciri khas tersendiri bagi orang-orang Betawi.

Baca juga: Biografi Guru Madjid, Guru Para Ulama Betawi

Abad ke-19

Pada April 1867, sebuah majalah Indonesia terbitan Cornell University, Amerika, seorang sejarawan Australia bernama Lance Castles mengumumkan penelitiannya tentang asal-usul orang Betawi.

Hasil penelitiannya ini bertajuk The Ethnic Profile of Jakarta, yang menyebutkan bahwa orang Betawi terbentuk pada abad ke-19 sebagai hasil peleburan dari berbagai etnis di Batavia.

Mengikuti hasil penelitian Castles, antropolog Universitas Indonesia, yaitu Dr. Yasmine Zaki Shahab, M.A. memperkirakan etnis Betawi baru terbentuk sekitar tahun 1815 hingga 1893.

Abad ke-20

Disusul kemudian pada zaman kolonial Belanda tahun 1930, berdasarkan dari data sensus penduduk, ada etnis Betawi yang teridentifikasi di jakarta.

Jumlah orang Betawi pada masa itu sebanyak 778.953 jiwa dan menjadi penduduk mayoritas di Batavia saat itu.

Namun, menurut sejumlah sejarah, penduduk asli Jakarta sudah ada sejak 3500-3000 tahun sebelum masehi.

Lebih lanjut, orang-orang Betawi juga dulunya belum menyadari nama kelompok etnis mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com