KOMPAS.com - Banten adalah sebuah provinsi di ujung barat Pulau Jawa yang dulunya menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat.
Wilayah Banten di masa lalu dikuasai oleh kerajaan-kerajaan secara silih berganti, dan pernah diperebutkan oleh bangsa Eropa.
Pada masa penjajahan, salah satu pihak yang berusaha menguasai Banten adalah kongsi dagang Belanda, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).
Apa latar belakang VOC berusaha untuk menguasai Banten?
Baca juga: Kehidupan Ekonomi Kerajaan Banten
Alasan VOC ingin menguasai Banten adalah Banten termasuk salah satu pelabuhan penting di Nusantara.
Pada 27 Juni 1596, untuk pertama kalinya rombongan bangsa Belanda mendarat di Nusantara, tepatnya di Banten.
Saat ekspedisi yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman itu tiba, Banten telah menjadi pelabuhan lada terbesar di Pulau Jawa bagian barat.
Baca juga: Komoditas Utama Kerajaan Banten
Nama Banten bahkan telah disebut-sebut dalam sumber-sumber China dari awal abad ke-15, sebagai pelabuhan penting yang masuk dalam jaringan pelayaran dan perdagangan internasional.
Banten memiliki pelabuhan yang menjadi persinggahan sekaligus penghubung antara pedagang dari Arab, Persia, India dan China dengan para pedagang pribumi dari berbagai wilayah Nusantara.
Banten semakin dikembangkan sebagai bandar perdagangan ketika Kerajaan Banten berdiri pada pertengahan abad ke-16.
Keberhasilan rombongan Cornelis de Houtman dalam membawa pulang rempah-rempah ke Belanda, membuat perusahaan-perusahaan ekspedisi Belanda saling bersaing untuk memperoleh bagian dari rempah-rempah Indonesia.
Rombongan kedua bangsa Belanda yang dipimpin oleh Jacob van Neck tiba di Banten pada 1599 dan berhasil menjalin hubungan baik dengan penguasa setempat hingga diizinkan untuk mendirikan kator dagang atau loji setelah memberikan jaminan sejumlah uang.
Baca juga: Kyai Tapa, Adik Sultan Banten yang Memberontak terhadap VOC
Keuntungan yang didapat oleh para pengusaha Belanda dari bisnis rempah-rempah sangat besar.
Karena itu, Belanda membentuk kongsi dagang VOC pada 1602 untuk menyatukan para pengusaha Belanda.
Di tahun yang sama, di Banten telah terdapat empat loji milik Belanda.