KOMPAS.com – Dinasti Abbasiyah atau Daulah Abbisyah merupakan kekuasan Islam yang berdiri selepas digulingkannya Bani Umayyah pada 750 Masehi.
Dinasti Abbasiyah berkuasa selama lima abad, terhitung sejak 750-1258 masehi.
Selama rentang kekuasaan Abbasiyah, Islam menuai puncak keemasannya.
Banyak tokoh ilmuwan besar yang muncul pada masa pemerintahan Abbasiyah, seperti Ibn Rusyd, Al-Farabi, Al-Ghazali, Ibnu Sina, Al-Biruni, dan lainnya.
Berdirinya dinasti yang mengantarkan Islam pada masa keemasan ini, melalui jalan panjang dan berdarah.
Berikut adalah faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Dinasti Abbasiyah.
Baca juga: Kekhalifahan Abbasiyah: Sejarah, Masa Keemasan, dan Akhir Kekuasaan
Dinasti Abbasiyah menyadari bahwa mereka adalah kelompok yang memiliki hubungan darah lebih dekat dengan Nabi Muhammad.
Kesadaran ini kemudian melahirkan kesadaran politik bahwa Dinasti Abbasiyahlah yang pantas untuk meneruskan tongkat kekhalifahan Islam.
Dideklarasikannya kekhalifahan baru oleh Muawiyah I pascadibunuhnya Ali bin Abi Thalib oleh kelompok Khawarij pada 661 semakin memperkuat kesadaran politik Bani Hasyim.
Pada masa pemerintahan Muawiyah I, kesadaran politik Bani Hasyim benar-benar menjelma sebuah gerakan oposisi.
Hal ini juga dipengaruhi oleh tekanan Muawiyah bagi Bani Hasyim.
Gerakan oposisi ini semakin berkembang tatkala Dinasti Umayyah dipimpin oleh Umar bin Abdul Aziz (717-720).
Baca juga: Golongan Khawarij: Sejarah, Ajaran, dan Sekte
Umar bin Abdul Aziz merupakan seorang pemimpin yang adil. Pada masa ia memimpin, penindasan dan tekanan bagi Bani Hasyim mulai dilonggarkan.
Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh kelompok Bani Hasyim untuk membangun gerakan yang lebih besar yang kemudian mendirikan pusat gerakan di Al-Humayyah.
Gerakan ini dipimpin oleh Ali bin Abdullah bin Abbas. Sepeninggalnya Ali bin Abdullah bin Abbas, pemimpin gerakan ini diambil oleh anaknya bernama Muhammad.
Baca juga: Nama-nama Khalifah Bani Abbasiyah