Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Nenek Luhu yang Suka Menculik Anak di Maluku

Kompas.com - 03/04/2023, 15:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Nenek Luhu merupakan sebuah legenda yang terkenal di masyarakat Maluku.

Setiap daerah tentunya memiliki beragam cerita rakyat bernuansa mistis yang mengisahkan tentang seorang tokoh baik ataupun buruk.

Di Sumatera Selatan, masyarakat pedalaman Sumatera Selatan mempercayai sebuah cerita mistis tentang siluman harimau berwatak baik yang disebut Setue.

Menurut sebagian besar orang pedalaman mempercayai bahwa Setue adalah leluhur yang menjelma harimau dan kerap membantu masyarakat yang tersesat di hutan.

Baca juga: Asal Usul Danau Ranu Kumbolo Menurut Masyarakat Tengger

Sementara itu, di Maluku, ada cerita rakyat tentang seorang tokoh mistis bernama Nenek Luhu yang dikisahkan sebagai dalang penculikan anak-anak.

Hilangnya Ta Ina Luhu

Masyarakat Maluku percaya bahwa Nenek Luhu adalah manusia biasa yang kemudian menjadi tokoh mistis lantaran kisah tragisnya.

Diceritakan, dahulu di Negeri Luhu, Pulau Seram, Ambon, terdapat sebuah kerajaan yang eksis hingga pada masa penjajahan Belanda.

Pemimpin kerajaan ini bernama Raja Gimalaha Luhu Tuban yang beristri seorang permaisuri bernama Puar Bulan.

Raja dan permaisuri memiliki tiga orang anak. Dua orang putra bernama Sabadin Luhu dan Kasim Luhu, serta seorang anak perempuan bernama Ta Ina Luhu sebagai anak sulung.

Kerajaan Luhu ini dikenal sebagai kerajaan yang memiliki kekayaan melimpah. Kabar tentang kekayaan kerajaan ini pun terdengar oleh penjajah Belanda.

Belanda yang pada saat itu bermarkas di Kota Ambon langsung menyerang Negeri Luhu di Pulau Seram.

Baca juga: Kisah Mengapa Banyak Komodo di Labuan Bajo

Peperangan pun tak terelakkan dan Negeri Luhu harus menerima kenyataan kekalahannya dengan terbunuhnya raja.

Sedikit sekali orang-orang yang selamat dari penyerbuan Belanda ini, salah satunya adalah putri sulung raja, Ta Ina Luhu.

Meskipun selamat dari kematian, Ta Ina Luhu harus merasakan penindasan oleh para penjajah Belanda dan dipaksa memenuhi nafsu panglima perang Belanda di Ambon.

Kekerasan dan penindasan yang ia alami menguatkan tekadnya untuk melarikan diri dari kekangan para penjajah.

Di suatu malam, Ta Ina Luhu melihat penjagaan di basecamp Belanda sedang lengah. Hal ini ia manfaatkan untuk lari menggunakan seekor kuda milik Belanda ke Negeri Soya.

Kedatangan sang putri di Soya disambut hangat oleh raja dan orang-orang kerajaan.

Ia diperlakukan dengan sebaik mungkin.

Ta Ina Luhu sangat berterima kasih atas perlakukan baik orang-orang Kerajaan Soya dan telah menganggap dirinya seperti anak sendiri.

Hingga beberapa bulan berlalu, Ta Ina Luhu merasakan hal tak biasa terjadi pada perutnya yang membesar.

Ternyata dirinya sedang mengandung seorang bayi yang tak lain akibat dari diperkosa orang-orang Belanjda.

Ia yang telah mengetahui kehamilan itu, berniat pergi secara diam-diam dari Kerajaan Soya karena tak mungkin diizinkan oleh raja.

Pada suatu malam sepi, ia memacu kudanya dengan cepat pergi dari istana menuju ke arah pegunungan.

Baca juga: Asal-usul Nama Majapahit

Kabar perginya Ta Ina Luhu ini kemudian didengar oleh orang istana. Sang raja kemudian memerintahkan kepada prajuritnya untuk membawa Ta Ina Luhu kembali.

Pagi harinya, Ta Ina Luhu yang sedang tidur di bawah pohon, mendengar suara prajurit yang memanggil namanya agar pulang.

Ia kemudian segera menaiki kudanya dan menjauhi sumber suara itu. Namun, tetap saja ia dapat disusul oleh para prajurit.

Setelah tertangkap, Ta Ina Luhu memohon kepada prajurit untuk membiarkan dirinya pergi dari kerajaaan. Namun, permintaan itu tentu ditolak oleh prajurit.

Ta Ina Luhu merasa malu bila ia kembali karena akan merepotkan orang istana atas keadaannya yang hamil. Oleh karena itu, ia terus memohon agar diizinkan pergi.

Dengan kerendahan hati, Ta Ina Luhu kemudian bermunajat kepada Tuhan agar terbebas dari kehendak para prajurit yang ingin membawanya kembali ke istana.

Dalam munajatnya ini, secara ajaib, tiba-tiba Ta Ina Luhu menghilang secara misterius yang membuat para prajurit kebingungan.

Sejak menghilangnya Ta Ina Luhu saat itu, ia dikabarkan tidak pernah muncul lagi. Tidak ada pula yang tahu kabarnya, entah ia masih hidup atau sudah mati.

Setelah peristiwa hilangnya Ta Ina Luhu secara misterius, kemudian mulai berlangsung kejadian aneh di masyarakat sekitar.

Pascaperistiwa itu, banyak sekali anak-anak yang hilang secara misterius tak diketahui keberadaannya.

Kemudian, masyarakat mulai beranggapan dan mempercayai bahwa anak-anak itu diculik oleh Nenek Luhu atau Ta Ina Luhu.

Baca juga: Kisah Kesenian Reog yang Digunakan untuk Mengkritik Raja Majapahit

Referensi:

  • Hasan, N. H. (2019). Cerita Rakyat Nenek Luhu: Tinjauan Vladimir Propp. METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra, 11(2), 131-144.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com