Sebab, makanan-makanan yang selama ini diberikan oleh datuak kepada Bujang Tuo sebagai upah menggembalai kerbau-kerbau merupakan makanan basi.
Mendengar cerita tersebut, kerbau tanduk emas merasa marah dan langsung mengumpulkan kerbau-kerbau lainnya untuk berunding.
Seusai berunding, kerbau-kerbau tersebut sepakat untuk tidak lagi menjadi hewan peliharaan Dt. Rang Kayo Tangah, dan memilih untuk kabur dari Bukit Putu.
Mereka lari ke arah danau Singkarak dan menghilang di dalam danau tersebut.
Pada akhirnya, sang datuak harus kehilangan ratusan kerbau miliknya.
Konon, jejak kerbau bertanduk emas itu masih tertinggal di suatu tempat di Bukit Putu.
Oleh sebab itu, masyarakat setempat menamainya dengan nama batu jejak kerbau atau jajak kerbau.
Referensi: