Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh yang Berperan Aktif dalam Manifesto 1925 dan Kongres Pemuda II

Kompas.com - 06/03/2023, 17:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Sunario Sastrowardoyo adalah seorang politisi dan diplomat yang juga menjadi tokoh penting pada masa pergerakan nasional.

Sunario adalah salah satu tokoh yang berperan aktif dalam dua peristiwa yang menjadi tonggak sejarah nasional, yaitu Manifesto Politik 1925 dan Kongres Pemuda II.

Lantas, apa peran Sunario di dalam dua peristiwa penting tersebut?

Baca juga: Manifesto Politik 1925

Peran dalam Manifesto Politik 1925

Manifesto Politik adalah salah satu bentuk aksi dukungan kemerdekaan yang dicetus oleh Partai Perhimpunan Indonesia tahun 1925.

Pada intinya, Manifesto Politik 1925 berisikan tentang prinsip perjuangan, yaitu persatuan, kesetaraan, dan kemerdekaan.

Konsep Manifesto Politik yang dikemukakan oleh Perhimpunan Indonesia ini dimuat dalam majalah Perhimpoenan Indonesia.

Terbitan itu memuat tentang dasar-dasar nasionalisme Indonesia yang dirumuskan oleh para pemuda.

Setelah itu, tulisan mengenai Manifesto Politik mulai disebarluaskan di kalangan pemuda yang ada di Indonesia.

Ketika Manifesto Politik 1925 dicetuskan, Sunario menjadi Pengurus Perhimpunan Indonesia bersama Mohammad Hatta.

Sunario diangkat sebagai Sekretaris II, sedangkan Mohammad Hatta menjadi Bendahara I.

Di samping berperan sebagai sekretaris, Sunario juga aktif sebagai pengacara yang membela aktivis pergerakan nasional yang berurusan dengan polisi Hindia Belanda.

Baca juga: Sunario Sastrowardoyo, Tokoh Pembicara Kongres Pemuda II

Menjadi pembicara Kongres Pemuda II

Dalam Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada 27-28 Oktober 1928, Sunario berperan sebagai pembicara dan penasihat.

Sunario menjadi pembicara dengan makalah bertajuk Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia.

Ketika Sunario sedang berpidato pada sesi terakhir kongres, ia menyampaikan bahwa kongres ini berpegang teguh atas persatuan dan kecintaan.

Akan tetapi, persatuan tidak cukup hanya di kalangan intelek. Oleh sebab itu, Sunario menganjurkan untuk mendukung gerakan kepanduan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com