Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candi Plumbangan: Sejarah dan Fungsinya

Kompas.com - 15/02/2023, 18:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Candi Plumbangan terletak di Desa Plumbangan, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Bangunan berbentuk paduraksa (gapura dengan atap menyatu) ini masih menyimpan banyak teka-teki terkait sejarah dan fungsinya.

Beberapa sumber menyatakan bahwa Candi Plumbangan dibangun pada masa Kerajaan Majapahit.

Sedangkan beberapa ahli meyakini bahwa candi ini telah ada sejak zaman Kerajaan Kediri.

Bagaimana sejarah dan fungsi dari Candi Plumbangan?

Baca juga: Sejarah Candi Miri Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Sejarah Candi Plumbangan

Melansir laman Kemdikbud, para ahli meyakini bahwa Candi Plumbangan telah menjadi tempat suci sejak zaman Kerajaan Kediri.

Pendapat tersebut berkaitan dengan Prasasti Panumbangan yang bertarikh 1042 Saka (1120 Masehi), yang ditemukan di dekat candi.

Apabila melihat dari tahunnya, prasasti tersebut dibuat hanya sekitar dua tahun sebelum runtuhnya Kerajaan Kediri.

Prasasti Panumbangan menyatakan bahwa Desa Panumbangan menjadi milik umat Buddha. Dari nama Panumbangan itulah, nama Desa Plumbangan berasal.

Baca juga: Candi Losari, Seribu Tahun Tertimbun Erupsi Merapi

Sumber lain menyatakan bahwa Candi Plumbangan dibangun pada masa Kerajaan Majapahit.

Melansir situs resmi Desa Plumbangan - Blitar, di bagian atas ambang pintu Candi Plumbangan terdapat pahatan angka 1312 Saka (1390 Masehi).

Dari situlah muncul argumen bahwa candi ini dibangun pada zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya pada masa pemerintahan Wikramawardhana.

Dilihat dari arsitekturnya, Candi Plumbangan memang mirip seperti Gapura Bajang Ratu peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan, Jawa Timur, tetapi ukurannya lebih kecil.

Yoni di Candi Plumbangan.Dok. Perpusnas Yoni di Candi Plumbangan.
Apa fungsi Candi Plumbangan?

Karena keterbatasan sumber sejarah, para ahli juga memiliki perbedaan pendapat terkait fungsi Candi Plumbangan.

Melihat bentuknya seperti Candi Bajang Ratu, diduga candi ini berfungsi sebagai ruwatan.

Bentuk gapuranya melambangkan suatu "pelepasan" atau sebagai gunung yang menurut kepercayaan Syiwa merupakan tempat tinggal dewa.

Terlebih lagi, di sekitar candi juga ditemukan lingga-yoni, yang biasa ditemukan pada candi bercorak agama Hindu.

Baca juga: Candi Bajang Ratu, Gapura dari Zaman Majapahit

Sebagian ahli lainnya berpendapat bahwa gapura merupakan tanda batas suatu wilayah atau kompleks bangunan tertentu.

Apabila melihat kembali dari isi Prasasti Panumbangan, Candi Plumbangan diduga sebagai bangunan suci tempat pendeta-pendeta Buddha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com