Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Wangsa Isyana

Kompas.com - 01/02/2023, 21:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Karena dua jabatan tersebut biasanya diberikan kepada kerabat dekat raja, para sejarawan meyakini bahwa Mpu Sindok merupakan keturunan Wangsa Syailendra.

Ketika ibu kota Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah hancur karena letusan Gunung Merapi, sesuai dengan landasan kosmogonis kerajaan-kerajaan kuno harus dibangun kerajaan baru dengan wangsa baru pula.

Karena itulah Mpu Sindok memindahkan ibu kota Mataram Kuno ke Jawa Timur dan mendirikan Wangsa Isyana.

Baca juga: Mpu Sindok, Raja yang Memindahkan Mataram Kuno ke Jawa Timur

Asal-usul Mpu Sindok

Meski para ahli sepakat bahwa Mpu Sindok merupakan pendiri Wangsa Isyana, tetapi asal-usulnya masih diperdebatkan.

Sejumlah sejarawan meyakini bahwa Mpu Sindok adalah kerabat dekat raja Mataram Kuno karena pernah menjabat sebagai rakryan mapatih i halu dan rakryan mapatih i hino.

Akan tetapi, Poerbatjaraka berargumen bahwa Mpu Sindok naik takhta karena perkawinannya dengan Dyah Kebi, putri Raja Dyah Wawa.

Pendapat itu didasarkan pada isi Prasasti Cunggrang, yang menyebut Rakryan Bawa (Dyah Wawa) sebagai ayah Sri Parameswari Dyah Kebi.

Poerbatjaraka juga mengemukakan alasan lain, yaitu Mpu Sindok bergelar abhiseka yang mengandung unsur dharmma.

Menurut pendapatnya, raja yang bergelar demikian naik takhta karena perkawinan.

Baca juga: Bagaimana Berakhirnya Dinasti Isyana di Jawa Timur?

Akan tetapi, pendapat Poerbatjaraka tersebut dibantah oleh Stutterheim, yang mengatakan bahwa nama Bawa dalam Prasasti Cunggrang harusnya dibaca Bawang bukan Wawa, karena ada anuswara di atas huruf wa.

Selain itu, Raja Dyah Wawa tidak pernah bergelar Rakai atau Rakryan Wawa, tetapi Rakai Sumba atau Rakai Pangkaja Dyah Wawa.

Lagi pula, kebi berarti nenek, sehingga yang dimaksud di Prasasti Cunggrang adalah Rakryan Bawang Mpu Partha, ayah dari nenek Mpu Sindok.

Nenek Mpu Sindok adalah permaisuri Daksa, yang disebut dalam Prasasti Sugih Manek.

Pada masa Mataram Kuno diperintah oleh Rakai Watukura Dyah Balitung, Daksa menjabat sebagai rakryan mahamantri i hino.

Jadi, Mpu Sindok tidak perlu menikah dengan putri mahkota untuk dapat menjadi raja Mataram Kuno.

Mpu Sindok memerintah Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur sejak 929 hingga 948.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com