Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Bercocok Tanam yang Pertama Dikenal Manusia Purba

Kompas.com - 07/12/2022, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Masa bercocok tanam dimulai sekitar 10.000 tahun lalu, bersamaan dengan Zaman Neolitikum.

Ciri-ciri kehidupan manusia purba pada masa bercocok tanam adalah adanya perubahan tradisi dari mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan makanan (food producing) dengan cara bercocok tanam dan beternak.

Sebelum masa bercocok tanam, manusia purba sebenarnya sudah mengembangkan kemampuan untuk bercocok tanam, tetapi dengan cara yang masih sangat sederhana.

Bagaimana cara bercocok tanam yang pertama kali dikenal masyarakat praaksara?

Baca juga: Masa Bercocok Tanam: Ciri-ciri, Kehidupan, dan Peninggalan

Bagaimana cara manusia purba mulai bercocok tanam?

Manusia purba mulai bercocok tanam pada zaman berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.

Pada masa ini, manusia praaksara telah memiliki keinginan untuk tinggal sementara di gua-gua alam.

Selama tinggal di gua, manusia purba mulai mengembangkan teknik bercocok tanam.

Bercocok tanam dikerjakan dengan amat sederhana dan dilakukan secara berpindah-pindah mengikuti tempat tinggal dan kesuburan tanah.

Pasalnya, ketika bahan makanan di sekitar gua dirasa telah habis, manusia praaksara harus berpindah mencari gua lain yang lingkungannya masih menyediakan sumber pangan.

Bentuk bercocok tanam pertama kali yang dikenal manusia purba adalah dengan menanam umbi-umbian seperti keladi.

Hal ini karena mereka belum mengenal cara menanam biji-bijian.

Baca juga: Masa Bercocok Tanam di Indonesia

Salah satu alat bercocok tanam yang digunakan pada masa ini adalah kapak genggam Sumatera.

Fungsi alat tersebut adalah untuk mencungkil umbi-umbian dari dalam tanah.

Dalam perkembangannya, manusia praaksara mengenal cara menanam satu jenis padi liar yang didapatkan di hutan.

Setelah musim panen selesai, lahan pertanian yang akan ditinggalkan untuk mencari tanah yang dianggap masih subur.

Pada perkembangan selanjutnya, manusia purba memasuki masa bercocok tanam.

Pada masa ini, manusia praaksara telah hidup menetap secara permanen dengan membentuk desa-desa kecil.

Hidup permanen di suatu tempat memberi kemungkinan perkembangan kemampuan penduduk yang pesat.

Di Indonesia, pada awal masa bercocok tanam penduduknya sudah bisa membiakkan keladi, ubi, sukun, pisang, dan jenis buah-buahan.

Tanaman yang mungkin dikenal selanjutnya adalah jewawut dan padi, yang ditanam di sawah kering dengan hanya menaburkan biji-bijinya agar tumbuh sendiri.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com