JAKARTA, KOMPAS.com - ISO adalah kependekan dari Intenational Organization of Standardization.
Meski saat ini ISO kian marak di dunia industri, belum banyak khalayak paham bahwa asal-usul standardisasi ini berawal dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memegang peranan.
Sumber bacaan di laman Kompas.com edisi 19 Oktober 2022, menunjukkan bahwa standardisasi ISO bahkan sudah menjadi andalan di dunia pendidikan demi pengakuan mulai di level nasional hingga internasional.
Baca juga: Gunakan Teknologi BIM Standar Internasional, HKI Terima Sertifikat ISO 19650
Sementara itu, lembaga PBB yang menjadi cikal bakal ISO adalah United Nations Standard Coordinating Committee (UNSCC).
Kongsi USNCC dengan Federasi Internasional Asosiasi Standardisasi Nasional (ISA) pada 1926 menghasilkan ISO.
London
Perpanjangan sejarah ISO mengemuka kembali saat pertemuan di London pada 1946.
Pertemuan 25 negara di London tersebut membuahkan hasil penciptaan standar industri.
Ke depan, kala itu, standar industri itu bisa diterima secara global.
ISO melalui jumpa di London itu resmi berdiri pada 23 Februari 1947.
Sampai sekarang, ISO sudah menghasilkan 16.500 standar.
Dua
Ada setidaknya dua standar ISO yang acap menjadi pencapaian kinerja di dunia industri.
Pertama adalah sertifikat ISO untuk manajemen mutu atau ISO 9001: 2005.
Kedua adalah sertifikat ISO untuk keamanan informasi atau ISO 27001:2013.
Di Indonesia, per Oktober 2022, PT Kurnia Ciptamoda Gemilang (KCG) adalah penerima dua sertifikat ISO tersebut.
Perusahaan KCG adalah pemegang merek fashion Charles & Keith, Pedro, dan EA7 Emporio Armani di Indonesia, kata Haryanto Pratantara, Business & Operation Director KCG.
Sebagai bagian dari sektor industri ritel, KCG menguatkan posisi terus berkembang di tengah pandemi Covid-19.
Laman Kementerian Koordinator Perekonomian, ekon.go.id sebagai sumber literatur terkini menunjukkan bahwa sektor industri ritel lebih cepat pulih di masa pandemi Covid-19.
Pada Kuartal II 2022 (Q2), pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di posisi 5,44 persen jika dibandingkan dengan jangka waktu sama di 2021 (YoY).
Sektor ritel pada Q2 2022 ada di posisi pertumbuhan 15,42 persen YoY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.