JAKARTA, KOMPAS.com - Revolusi Industri merupakan dampak langsung penemuan mesin uap oleh James Watt pada 1759.
Mesin uap menjadi momentum sejarah berkembangnya revolusi industri, mulai dari Inggris.
Tentang mesin uap dan revolusi industri, sumber bacaan laman gramedia.com, menginformasikan hal tersebut.
Baca juga: Revolusi Industri: Latar Belakang dan Dampaknya
Revolusi industri yang kini memasuki perkembangan tahap keempat atau 4.0 masih tetap memboyong dua hal pengelolaan.
Pertama, pengelolaan revolusi industri di hulu.
Kedua, pengelolaan revolusi industri di hilir.
Hilir
Industri hilir dan industri hulu menyertai revolusi industri terus-menerus.
Industri hulu memiliki pengertian sebagai sektor industri pengelola bahan mentah dari sektor primer.
Pada industri kelapa sawit, industri hulunya adalah perkebunan kelapa sawit.
Industri hulu ini memerlukan keluasan perkebunan kelapa sawit dan serapan tenaga kerja pada petani dan pekerja perkebunan sawit.
Industri hilir kelapa sawit adalah industri yang mengelola hasil dari industri hulu.
Bentuk industri hilir kelapa sawit adalah pabrik, produksi, dan pemasaran minyak goreng, es krim, margarin, produk bahan baku pangan dan sebagainya.
Lazim, pada industri padat karya sebagaimana industri sawit, sektor hilir menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Lantas, pengembangan di sektor hilir lebih mudah karena industri kelapa sawit sudah menguasai pasar, teknologi, sumber material, dan teknologi.