Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Martinus Ariya Seta
Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Hobi membaca dan jalan-jalan. Saat ini sedang menempuh studi doktoral dalam bidang Pendidikan Agama di Julius Maximilians Universität Würzburg

Siapakah yang Mengkhianati Anne Frank?

Kompas.com - 01/10/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ANNE Frank (1929-1945) adalah salah satu dari sekian jutaan korban pembantain rezim Nazi di Eropa. Nama Anne Frank menjadi sangat terkenal karena buku harian yang ditulisnya.

Pada tahun 1947, buku harian Anne Frank diterbitkan dalam bahasa Belanda dengan judul "Het Achterhuis" (Rumah Bagian Belakang). Buku harian ini kemudian diterjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa. Di dalam Bahasa Inggris, judul terjemahan adalah "The Diary of Anne Frank”.

Sejak awal Juli 1942, keluarga Anne Frank harus bersembunyi di bagian belakang bangunan kantor Travis & Co. Bangunan berlantai empat tersebut beralamatkan di Prinsengracht 263 Amsterdam.

Baca juga: Anne Frank dan Buku Hariannya yang Menjadi Catatan Penting Sejarah

Empat orang anggota keluarga Frank harus berbagi tempat dengan empat orang anggota keluarga van Daag, kerabatnya. Selama kurang lebih dua tahun, Anne Frank bersembunyi dari pengejaran Nazi di dalam ruang persembunyian.

Pada 4 Agustus 1944, tiga polisi Belanda bersama satu orang anggota Gestapo bernama Karl Josef Silberbauer mendatangi kantor Travis & Co. Mereka melakukan penggeledahan dan berhasil menemukan keluarga Anne Frank bersama van Daag.

Setelah penggeledahan usai, salah seorang pekerja di kantor yang bernama Miep Gies masuk ke dalam ruang persembunyian keluarga Frank. Dia menemukan buka harian Anne Frank.

Miep Gies menyimpan buku harian tersebut dan tidak pernah membuka apalagi membaca isinya. Dia berharap kelak dapat mengembalikan buku harian tersebut kepada Anne Frank.

Sementara itu, seluruh anggota keluarga Anne Frank dideportasi ke kamp konsentrasi.

Teori Pengkhianatan

Penangkapan Anne Frank menyisakan sebuah pertanyaan yang sampai sekarang masih belum terjawab. Bagaiamanakah pihak Nazi bisa menemukan tempat persembunyian Anne Frank?

Salah satu spekulasi jawaban adalah teori pengkhianatan. Siapakah yang membocorkan informasi keberadan keluarga Anne Frank kepada pihak Nazi?

Dugaan terjadinya sebuah pengkhianatan dapat ditelusuri dari keterangan Viktor Kugler. Siapakah Viktor Kugler? Dia adalah orang kepercayaan dari Otto Frank untuk menjalankan perusahaannya.

Dia juga yang secara rutin memasok kebutuhan untuk keluarga Anne Frank. Kugler adalah saksi mata penggeledahan polisi di kantor perusahaan Travis & Co.

Kugler menyebut nama Wilhelm van Maaren sebagai orang yang membocorkan persembunyian keluarga Anne Frank, tulis Eda Saphiro dan Rick Kardonne dalam "Victor Kugler: The man who hid Anne Frank".

Dalam buku hariannya, Anne Frank menyinggung nama Van Maaren beberapa kali. Van Maaren adalah pekerja di gedung bangunan tempat Anne Frank bersembunyi.

Setelah pendudukan Jerman usai, van Maaren harus menjalani penyelidikan terkait keterlibatannya dengan pihak Nazi Jerman. Akan tetapi, pihak polisi tidak dapat menemukan bukti yang kuat. Akhirnya, van Maaren dibebaskan.

Nama lain yang diduga menjadi informan pihak Nazi adalah Tony Ahlers. Carol Ahn Lee dalam "The Hidden Life of Otto Frank" menyebut nama Ahlers sebagai pengkhianat terhadap keluarga Anne Frank.

Baca juga: Kenangan 75 tahun Anne Frank, Kisah Remaja di Era Holocaust

Ahlers adalah seorang kolabolator Nazi dan pernah memeras Otto Frank pada tahun 1941.

Nama lain yang juga disebut sebagai tersangka adalah Anna van Dijks. Tuduhan van Dijks sebagai tersangka diungkapan Gerard Kremer dalam "The Backyard of the Secret Annex".

Van Dijks menjadi mata-mata Nazi. Pada tahun 1948, van Dijks dihukum mati akibat aksi kolaborasinya dengan pihak Nazi.

Rumah Anne Frank di tepian kanal Prinsengracht, Amsterdam. Gadis ini tewas di kamp konsentrasi karena menderita tipus, lima bulan jelang kekalahan Jerman. Museum dibuka sejak 1960 atas prakarsa ayahnya, Otto Frank, penyintas Perang Dunia II Mahandis Y. Thamrin/NGI Rumah Anne Frank di tepian kanal Prinsengracht, Amsterdam. Gadis ini tewas di kamp konsentrasi karena menderita tipus, lima bulan jelang kekalahan Jerman. Museum dibuka sejak 1960 atas prakarsa ayahnya, Otto Frank, penyintas Perang Dunia II
Penyelidikan Terbaru

Pada tahun 2016, dimulailah sebuah tim penyelidikan dengan melibatkan 20 orang yang terdiri dari sejarawan dan kriminolog. Pimpinan dari tim tersebut adalah Vincent Pankoke, seorang mantan agen FBI.

Pada 17 Januari 2022, hasil penyelidikan selama kurang lebih lima tahun diungkapkan kepada publik. Nama Arnold van den Bergh diduga menjadi pengkhianat keluarga Anne Frank.

Salah satu bukti petunjuk yang digunakan dalam penyelidikan ini adalah salinan surat kaleng. Sekitar tahun 1950-an Otto Frank, ayah Anne Frank, menerima sebuah surat kaleng.

Otto Frank berhasil selamat dari kamp konsentrasi Auschwitz. Pada awal Juni 1945 kembali ke kota Amsterdam. Hanya Otto Frank yang selamat.

Istrinya, Edith Frank-Holländer, meninggal di kamp konsentrasi Auschwitz. Kedua anaknya, Anne Frank dan Margo Frank, juga mengalami nasib yang sama di kamp konsentrasi Belgen-Belsen.

Setelah mendengar kepastian kabar kematian Anne Frank, Miep Gies menyerahkan buku harian Anne Frank kepada Otto Frank.

Apa isi surat kelang tersebut? Dikatakan bahwa seseorang yang bernama Arnold van den Bergh (1886-1950) telah memberikan alamat persembunyian orang-orang Yahudi, termasuk Otto Frank, kepada pihak Nazi, tulis Thomas Gutschker dalam "Wer verriet Anne Frank?" yang dimuat dalam Frankfurter Allgemeine Zeitung (17/01/2022).

Siapakah Arnold Van den Bergh? Dia adalah seorang notaris keturunan Yahudi sekaligus anggota Asosiasi Yahudi. Diduga, van den Bergh memiliki relasi dengan petinggi Nazi sehingga dia dilindungi dari deportasi sampai tahun 1944.

Setelah jaminan perlindungan tidak ada lagi, sang notaris membocorkan alamat persembunyian orang-orang Yahudi di Amsterdam.

“Motif van den Bergh adalah melindungi dirinya, istrinya, dan ketiga anaknya agar tidak dideportasi ke kamp konsentrasi. Seorang Yahudi saat itu harus memilih apakah mau bekerja sama atau tidak. Jika tidak, maka dia akan dideportasi ke kamp konsentrasi,“ kata Vincent Pankoke sebagaimana dikutip Ludger Kazmierczak dalam "Anne Frank wohl von jüdischem Notar verraten" yang dimuat dalam tagesschau.de (17/01/2022).

Kritik terhadap Hasil Penyelidikan

Dugaan pengkhianatan Arnold van den Bergh menuai perdebatan. Beberapa ahli sejarah meragukan hal tersebut.

Vince Pankoke sendiri mengatakan bahwa tingkat kepastian hasil temuan timnya adalah 85 persen.

Keberadaan surat kaleng yang dijadikan dasar pembuktian sudah diketahui olah banyak ahli sejarah. Akan tetapi, mereka meragukan keakuratan informasi surat kaleng tersebut.

Sejarawan Ben Wallet mengatakan, “Menuduh seseorang telah berkhianat hanya berdasarkan surat kaleng adalah hal yang patut dipertanyakan,"

Pernyataan Wallet itu dikutip oleh Felix Bohr dalam "Historiker sprechen von »verleumderischem Unsinn" yang dimuat dalam Der Spiegel (18/01/2022).

Pendapat yang sama juga diungkapkan sejarawan Johannes Houwink ten Cate yang berpengalaman puluhan tahun meneliti tentang Holocaust dan Genocide Study. Menurut sang sejarawan, temuan Pankoke sangat spekulatif sekali.

Selama 35 tahun penelitiannya, Houwink ten Cate tidak pernah menemukan dokumen yang berisikan daftar alamat persembunyian orang-orang Yahudi. Pendapat itu mematahkan alibi bahwa Arnold van den Bergh telah menyerahkan daftar alamat persembunyian orang Yahudi kepada pihak Nazi.

Kritik terhadap hasil penemuan tim Pankoke juga dilayangkan oleh Direktur Yayasan Anne Frank, Ronald Leopold. Leopold mengatakan, "Seseorang harus sangat berhati-hati dalam memastikan nama seorang pengkhianat di dalam ilmu sejarah jika dia tidak meyakininya 100 persen atau bahkan 200 persen.“

Pernyataan Leopold dikutip oleh Annete Brissel dalam "Jüdischer Notar soll Versteck von Anne Frank an Nazis verraten haben" yang dimuat dalam Jüdische Allgemeine (18/01/2022).

Ini adalah sebuah petuah bijak di dalam penyelidikan sejarah. Ruang spekulasi dalam ilmu sejarah memang sangat tipis. Tingkat kepastian teori dan bukti menjadi sangat penting sehingga ruang spekulasi tidak menjadi longgar.

Teka-teki teori pengkhianatan masih belum usai. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa penemuan tempat persembunyian Anne Frank adalah sebuah kebetulan semata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com