KOMPAS.com - Pada masa jahiliyah, masyarakat Mekkah tidak hanya menyembah berhala, tetapi juga suka melakukan kemaksiatan dan berpesta pora.
Selain itu, peperangan antarsuku, pembunuhan, perampasan harta dan wanita, sudah biasa dilakukan sehari-hari.
Setelah wahyu pertama dari Allah turun, Nabi Muhammad mulai berdakwah di kalangan keluarga, sahabat, dan masyarakat Mekkah.
Meski sebagian besar masyarakat Mekkah secara terang-terangan menentang ajaran Islam, Nabi Muhammad tidak berhenti berdakwah begitu saja.
Rasulullah kemudian menetapkan substansi dan strategi yang dapat mendukung perjuangan dakwahnya di Mekkah.
Lantas, apa substansi dakwah Rasulullah SAW ketika di Mekkah?
Baca juga: Sejarah Perjuangan Nabi Muhammad SAW Periode Madinah
Substansi dakwah Rasulullah SAW periode Mekkah yang juga sebagai misi kenabian yang utama adalah pemurnian akidah.
Adapun yang dimurnikan adalah ajaran tauhid Nabi Ibrahim yang telah banyak diselewengkan dan menimbulkan kesesatan.
Rasulullah berusaha menghapus penyembahan berhala, patung, dan benda-benda yang dikeramatkan lainnya.
Selain itu, mengubah kebiasaan taklid kepada nenek moyang dan meluruskan segala adat istiadat, kepercayaan, dan upacara-upacara keagamaan.
Nabi Muhammad mengajarkan bahwa satu-satunya yang harus disembah seluruh makhluk adalah Allah SWT.
Baca juga: Alasan Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah
Sebelum diutusnya Nabi Muhammad, terjadi kerusakan moral di berbagai bidang kehidupan masyarakat Mekkah.
Hal itu dibuktikan dari banyaknya contoh perilaku tidak bermoral seperti penguburan bayi perempuan, berzina, berjudi, mabuk-mabukan, dan masih banyak lainnya.
Dalam Islam, perbuatan-perbuatan tersebut termasuk ke dalam dosa besar.
Rasulullah menyatakan bahwa dirinya diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Masyarakat Mekkah diajak untuk meninggalkan semua kebiasaan buruknya dan berbuat kebajikan serta berakhlak terpuji.
Baca juga: Strategi Dakwah Nabi Muhammad di Madinah
Masyarakat Mekkah jahiliyah suka membedakan derajat laki-laki dan perempuan, juga antara majikan dan budak.
Mereka bahkan mempunyai kebiasaan mengubur hidup-hidup setiap anak perempuan yang baru lahir.
Hal itu dilakukan karena anak perempuan dianggap tidak bisa diandalkan dalam banyak hal dan tidak bisa berperang.
Nabi Muhammad mengajarkan bahwa dalam Islam derajat antara sesama manusia di sisi Allah adalah sama. Sedangkan yang membedakan adalah ketakwaan manusia.
Baca juga: Siapa Saja Tokoh yang Sangat Menentang Dakwah Nabi Muhammad?
Nabi Muhammad mengingatkan masyarakat Mekkah yang hanya mengejar nafsu dunia, untuk mengerti akan adanya hari kiamat.
Islam mengajarkan bahwa setelah alam dunia hancur atau kiamat, akan dimulai kehidupan alam akhirat.
Setiap manusia akan diminta pertanggungjawaban atas perbuatan mereka selama hidup di dunia.
Bagi yang berperilaku mulia dan mengamalkan ajaran Islam, akan mendapat balasan surga.
Sebaliknya, bagi manusia yang bermaksiat dan tidak tunduk kepada Allah, akan mendapat siksa neraka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.