Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nikel, Komoditas Logam Dasar Aneka Tambang

Kompas.com - 05/09/2022, 11:32 WIB
Josephus Primus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nikel adalah jenis logam yang saat ini lazim digunakan, salah satunya, sebagai bahan mata uang koin.

Nikel merupakan unsur kimia metalik dengan simbol Ni.

Lantas, nomor atm Nikel adalah 28.

Indonesia adalah penghasil nikel terbesar di dunia.

Dalam setahun, rata-rata, Indonesia menghasilkan 1 juta ton nikel.

Menyusul di belakang Indonesia adalah Filipina dengan capaian 370.000 ton per tahun.

Rusia adalah penghasil nikel terbesar ketiga.

Baca juga: 3 Alasan Pentingnya Smelter Nikel di Indonesia

Capaian Rusia adalah 250.000 ton setiap tahun.

Selanjutnya, ada Kaledonia Baru yang menghasilkan 190.000 ton nikel per tahun.

Lalu, ada Australia yang menghasilkan 160.000 ton per tahun.

Sementara, Kanada adalah penghasil 130.000 ton nikel tiap tahunnya.

Di Indonesia, badan usaha milik negara yang mengelola pertambangan nikel adalah PT Aneka Tambang Tbk atau Antam.

Produk logam mulia edisi Imlek 2021 yang dikeluarkan PT Aneka Tambang Tbk pada Rabu (3/2/2021).Dok. Antam Produk logam mulia edisi Imlek 2021 yang dikeluarkan PT Aneka Tambang Tbk pada Rabu (3/2/2021).

Antam menjadi perusahaan induk (holding) negara untuk usaha pertambangan.

Antam menempatkan nikel sebagai komoditas logam dasar.

Per Januari 2022 sampai dengan Juni 2022 atau IH22, Antam, meraih capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar Rp 3,74 triliun.

Menurut pernyataan Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie, pencapaian EBITDA pada 2022 ini mengalami pertumbuhan 50 persen ketimbang EBITDA 2021.

Pada periode Januari 2021 sampai dengan Juni 2021, capaian Ebitda Antam ada di posisi Rp 2,49 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com