Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ares, Dewa Perang dalam Mitologi Yunani

Kompas.com - 27/08/2022, 17:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Ares adalah dewa perang dalam mitologi Yunani dan merupakan satu dari 12 Dewa Olimpus.

Ia digambarkan sebagai sosok yang haus darah dan berkuasa atas peralatan perang, penyerbuan, pertahanan, penjarahan, kejantanan, serta keberanian.

Dalam Iliad dan Odyssey karya Homer, karakter Ares disajikan secara berbeda.

Iliad menggambarkan Ares sebagai sosok yang dibenci dan representasi dari kengerian perang. Sedangkan dalam Odyssey karakternya sedikit lembut.

Ares diketahui pernah terlibat konflik dengan beberapa dewa, salah satunya akibat kisah cintanya dengan Aphrodite.

Baca juga: Aphrodite, Dewi Cinta dan Kecantikan dalam Mitologi Yunani

Asal-usul Ares

Ares adalah putra Zeus dan Hera, yang memiliki pengawal utama bernama Fobos dan Deimos.
Ia memiliki saudara perempuan bernama Hebe dan Eileithyia.

Homer menjulukinya sebagai dewa pembunuh yang berlumur darah dan jelmaan dari manusia terkutuk.

Ares juga dibenci karena meskipun dikenal sebagai dewa perang, ia sering kalah dan melarikan diri ketika terluka alias pengecut. Ares pernah dikalahkan oleh Athena, Aloadai, Herakles dan Diomedes.

Di sisi lain, ia memiliki pengiring perang yang bisa menginspirasi siapa pun dengan rasa percaya diri.

Sosok Ares lebih disukai oleh bangsa Roma, yang memandangnya sebagai dewa yang sangat mengagumkan dengan baju baja berkilauan dan tidak terkalahkan.

Baca juga: 12 Dewa-Dewi dalam Mitologi Yunani: Zeus, Aphrodite, hingga Poseidon

Kisah Ares dan Aphrodite

Di antara para dewa Olimpus, Ares paling tidak dipercaya dan hanya muncul dalam sebagian kecil mitologi Yunani.

Salah satu cerita paling terkenal tentangnya adalah kisah cintanya dengan Aphrodite.

Dalam mitologi Yunani, Ares dipercaya memiliki wajah rupawan, yang tidak gagal membuat Aphrodite, istri Hephaestus, jatuh cinta kepadanya.

Konon, suami Aphrodite yang diceritakan ahli dalam pengerjaan logam, membuat ranjang emas khusus untuk menjebak perselingkuhan mereka.

Ketika Ares dan Aphrodite berada di atas ranjang dalam keadaan telanjang, mereka terjebak oleh rantai emas yang keluar dari ranjang buatan Hephaestus itu.

Ares dan Aphrodite semakin malu karena Helios sang dewa matahari menyinari dengan cahaya terangnya, sehingga semua penduduk Olimpus bisa melihat aib mereka.

Baca juga: Apakah Perang Troya Benar-benar Terjadi?

Setelah terbebas, Ares melarikan diri ke Thrace, sedangkan Aphrodite kembali ke Siprus.

Dari kisah cinta terlarang dengan Aphrodite, Ares memiliki anak bernama Harmonia dan Eros atau dewa cinta.

Selain Harmonia dan Eros, Ares memiliki beberapa anak, yakni Hippolyta, Eurytion, Diomedes, dari pasangan berbeda.

Pertarungan Ares

Selain kisah cinta terlarang dengan Aphrodite, cerita terkenal dari Ares adalah pertarungannya dengan Hercules.

Cerita bermula ketika putra Ares, Kyknos, menghalangi para peziarah ke Delphi. Hal itu membuat Apollo kesal, dan mengutus Hercules untuk menyelesaikan masalah.

Ternyata, Hercules membunuh Kyknos, yang membuat Ares tidak terima dan timbul pertarungan.

Baca juga: Gladiator, Petarung Era Romawi Kuno

Dalam pertarungan itu, Hercules dilindungi oleh Athena, bahkan Ares berhasil dilukai.

Ares juga pernah dituduh membunuh Halirrhothios, yang tidak lain adalah putra Poseidon.

Setelah dilakukan persidangan, Ares bebas karena Halirrhothios ternyata telah memperkosa putri Ares yang bernama Alcippe.

 

 

Referensi:

  • Hamilton, Edith. (2011). Mitologi Yunani. Terjemahan A Rachmatullah. Depok: ONCOR Semesta Ilmu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com