Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratu Kalinyamat, Pahlawan Maritim Perempuan dari Jepara

Kompas.com - 19/08/2022, 18:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Membangun Jepara sebagai kerajaan maritim

Ratu Kalinyamat menjadi penguasa Jepara selama 30 tahun, yakni dari 1549-1579.

Sejak resmi menjadi penguasa tunggal di Jepara, ia memberi perhatian besar pada bidang politik dan militer.

Ratu Kalinyamat berhasil membangun kekuatan angkatan laut yang besar dan kuat, serta mengembangkan potensi kemaritiman yang dimiliki Jepara.

Di bawah kekuasannya, Jepara menjadi kerajaan bahari di mana rakyatnya hidup tenteram dengan mengandalkan laut sebagai sumber utama penghidupannya.

Sejarawan bernama Burger menyatakan bahwa meski daerah kekuasaannya kurang subur, Ratu Kalinyamat memiliki empat kota pelabuhan di Jepara, Juana, Rembang, dan Lasem.

Pelabuhan itu tidak hanya berfungsi sebagai tempat transit, tetapi juga menjadi pengekspor gula, madu, kayu, kelapa, dan palawija, yang menjadi komoditas perdagangan antarpulau bahkan antarbangsa.

Ratu Kalinyamat pun sangat disegani rakyatnya berkat jasanya membawa Jepara mencapai masa keemasan dengan menjadi kota pelabuhan yang maju dan dilengkapi armada yang kuat.

Baca juga: Sejarah Pemerintahan Ratu Shima di Kerajaan Kalingga

Peran Ratu Kalinyamat dalam melawan Portugis

Ratu Kalinyamat memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya dalam melawan bangsa Portugis pada abad ke-16.

Pada masanya memerintah Jepara, bangsa Portugis telah bercokol di Malaka, yang memicu perlawanan dari berbagai pihak.

Dengan kepemilikan angkatan laut yang kuat, Ratu Kalinyamat pernah diminta oleh Raja Johor untuk membantu melawan Portugis pada 1550.

Ratu Kalinyamat pun mengabulkan permintaan itu dan mengirimkan 40 armadanya yang berkekuatan 4.000-5.000 prajurit.

Meski serangan itu gagal, semangat patriotisme Ratu Kalinyamat tidak langsung padam.

Selain Raja Johor, berita Portugis melaporkan bahwa pemimpin persekutuan Hitu di Ambon juga pernah meminta bantuan militer kepada Ratu Kalinyamat.

Sekitar 24 tahun kemudian, tepatnya pada Oktober 1574, ia mengirim ekspedisi yang digabungkan tentara dari Aceh guna menggempur kedudukan Portugis di Malaka.

Baca juga: Di Mana Saja Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Portugis?

Ekspedisi kedua itu berkekuatan 300 kapal, 80 di antaranya berukuran sangat besar, dengan jumlah prajurit mencapai 15.000 orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com