Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Martinus Ariya Seta
Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Hobi membaca dan jalan-jalan. Saat ini sedang menempuh studi doktoral dalam bidang Pendidikan Agama di Julius Maximilians Universität Würzburg

Membaca "Mein Kampf", Buku Karya Adolf Hitler

Kompas.com - 18/08/2022, 07:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain itu, pemerintah Jerman juga melarang penjualan Mein Kampf bekas. Kebijakan ini didasarkan pada Strafgesetzbuch (baca: Kitab Undang-Undang Pidana) Jerman Pasal 130 yang mengatur pelarangan tindakan-tindakan yang dapat mengganggu ketertiban umum dengan penghasutan rasialisme, agama, dan etnis.

Rentang hukuman dari pelanggaran terhadap pasal itu adalah tiga bulan sampai lima tahun. Tahun 1979, Pengadilan Tinggi Jerman memberikan sedikit pelunakan dengan memutuskan bahwa penjualan Mein Kampf bekas bukanlah pelanggaran hukum sejauh tidak ada tujuan propaganda.

Penerjemahan dan penerbitan Mein Kampf di berbagai negara di luar Jerman tidak dapat dicegah meskipun pemerintah Jerman sudah melakukan protes terhadap otoritas setempat. Pada 1966, terjemahan Mein Kampf diterbitkan di Denmark sebagaimana dipaparkan oleh Caesar C Aronsfeld dalam Mein Kampf, 1945-1982 (Jewish Social Studies, 1983: 45(3), hlm. 311-322).

Hal yang sama juga terjadi di Swedia tahun 1970, Inggris tahun 1969, dan San Marino tahun 1969. Tahun 1960, Mein Kampf diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab dan diterbitkan di Libanon. Konflik dengan Israel merupakan salah satu daya tarik dari Mein Kampf di dunia Arab.

Tepat pada 31 Desember 2015, hak cipta Mein Kampf yang dipegang oleh Pemerintah Provinsi Bayern sudah berakhir. Ini adalah 70 tahun setelah kematian Hitler, sang pengarang Mein Kampf. Berdasarkan undang-undang, hak cipta akan berakhir 70 tahun setelah pengarang buku meninggal.

Institut für Zeitgeschichte yang berkedudukan di München dan Berlin menerbitkan edisi kritis Mein Kampf pada 8 Januari 2016. Karya Hitler itu diterbitkan dengan judul Hitler, Mein Kampf: Kritische Edition dalam dua jilid. Ini adalah untuk pertama kalinya Mein Kampf diterbitkan ulang di Jerman setelah 70 tahun.

Catatan kritis dari para ahli menjadikan buku ini cukup tebal. Jika dijumlah, kedua jilid tersebut memiliki ketebalan 1966 halaman.

Penerbitan ulang Mein Kampf menimbulkan kontroversi. Roland S Lauder, Presiden Jewish World Congress, adalah salah satu tokoh yang mengkritik penerbitan ulang ini (https://www.tagesspiegel.de/kultur/mein-kampf-aufarbeitung-ist-ein-dienst-an-der-wuerde-der-opfer/12808532.html). Lauder mengatakan dengan nada sinis bahwa “Buku yang menjijikan dan berbahaya ini sudah dicetak lebih dari cukup."

Sikap sinis Lauder merupakan bentuk ketakutan terhadap penyebaran ideologi antisemitisme.

Komentar para ahli dalam edisi kritis Mein Kampf justru membantu pembaca untuk membongkar kebohongan yang menyelubungi otobiografi dan propaganda Hitler. Catatan kritis tersebut bahkan memberi wawasan sekaligus kritik terhadap referensi-referensi yang digunakan Hitler.

Hitler jarang sekali menyinggung secara eksplisit teks-teks referensi. Edisi kritis Mein Kampf menunjukkan teks-teks referensi yang tidak diungkapkan secara eksplisit tersebut. Menurut komentar para ahli dalam edisi kritis tersebut, Hitler banyak sekali menggunakan referensi yang tidak ilmiah.

Edisi kritis itu menelaah secara mendalam Mein Kampf. Karena itu, ketakuan seperti yang ditunjukkan oleh Lauder adalah hal yang berlebihan.

Falsafah Mein Kampf

Falsafah yang mendasari pemikiran Mein Kampf adalah pemahaman bahwa sejarah adalah pertarungan antar ras dan ras terbaiklah yang akan bertahan (hlm. 769-773). Falsafah ini tidak lain adalah prinsip dari Darwinisme Sosial.

Baca juga: Disebut Milik Hitler, Jam Tangan Ini Terjual Rp 16 Miliar dalam Lelang Kontroversial

Bangsa Arya diyakini sebagai ras terbaik sekaligus pendiri dan penjaga peradaban dunia. Kemunduran peradaban diakibatkan oleh percampuran dengan ras non-Arya. Mein Kampf menubuatkan kemenangan bangsa Jerman sebagai keturunan bangsa Arya untuk kembali menegakkan peradaban dunia.

Istilah Yahudi merupakan kodifikasi dari semua kekuatan dan ideologi yang merongrong kebesaran bangsa Jerman. Kaum Yahudi menjadi semacam proyeksi setiap musuh yang menghancurkan dan menghalangi bangsa Jerman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com