Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Al-Musta'shim Billah, Khalifah Terakhir Dinasti Abbasiyah

Kompas.com - 03/08/2022, 08:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Abu Ahmad Abdullah bin al-Mustansir Billah atau lebih dikenal dengan nama Al-Musta'shim Billah adalah khalifah terakhir dari Daulah Abbasiyah.

Ia memerintah dari 1242 hingga kematiannya bersamaan dengan Dinasti Abbasiyah runtuh pada tahun 1258.

Salah satu penyebab runtuhnya Daulah Abbasiyah di masa pemerintahan Al-Musta'shim Billah adalah serangan dari bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan.

Baca juga: Nama-nama Khalifah Bani Abbasiyah

Khalifah Abbasiyah ke-37

Al-Musta'shim Billah lahir pada 1213 di Bagdad, Irak. Ia adalah putra Khalifah al-Mustansir dan Hajar.

Pada 1242, Al-Musta'shim Billah naik takhta menjadi Khalifah Dinasti Abbasiyah ke-37 setelah kematian sang ayah.

Selama memerintah, Al-Musta'shim Billah dikenal sebagai penentang pengangkatan perempuan bernama Shajar al-Durr sebagai penguasa Mesir selama Perang Salib VII.

Penolakan khalifah untuk mengakui Shajar al-Durr merupakan pukulan besar bagi Mamluk.

Pasalnya, sesuai tradisi sebelumnya, sultan baru akan mendapatkan legitimasi melalui pengakui Khalifah Abbasiyah.

Untuk mendapatkan pengakuan Al-Musta'shim Billah, Shajar al-Durr kemudian menikah dengan Aybak dan menyerahkan kekuasaan ke suaminya itu.

Baca juga: Dinasti Mamluk, Wangsa yang Didirikan Bangsa Budak

Dikalahkan oleh bangsa Mongol

Ketika masalah Mamluk selesai, Khalifah Al-Musta'shim Billah disibukkan dengan invasi bangsa Mongol di wilayah yang tidak jauh dari ibu kotanya di Bagdad.

Pada 1258, pasukan Hulagu Khan telah menaklukkan banyak wilayah Abbasiyah dan semakin dekat dengan ibu kota.

Hulagu Khan sempat mengirim pesan kepada Khalifah Al-Musta'shim Billah agar menuruti permintaannya.

Namun, atas saran dari penasihat sekaligus wazir agung Al-Alkami, Khalifah Al-Musta'shim Billah menolak permintaan Hulagu Khan.

Sejarawan menduga bahwa tindakan Al-Alkami tersebut sebagai bentuk pengkhianatan.

Al-Alkami bahkan berbohong kepada khalifah, apabila bangsa Mongol mengancam kekhalifahan, maka dunia Islam akan bergegas membantunya. Padahal, pada kenyataannya tidak.

Keadaan itu diperparah dengan kelalaian Khalifah Al-Musta'shim Billah yang tidak segera memperkuat pertahanan tembok kota.

Baca juga: Abu Abbas As-Saffah, Pendiri Dinasti Abbasiyah

Ketika situasi semakin memanas, khalifah akhirnya mengerahkan 20.000 pasukan kavaleri untuk menyerang bangsa Mongol.

Diduga, total pasukan yang dikerahkan saat itu mencapai 50.000 orang, tetapi tidak dipersiapkan dengan baik, sehingga dengan mudah dikalahkan pasukan Mongol.

Meski Khalifah Al-Musta'shim pada dasarnya berwenang memanggil bantuan dari Mamluk dan para emir di Suriah, ia tidak melakukannya.

Pada 29 Januari, Hulagu Khan mengerahkan pasukannya untuk mengepung Bagdad dan membangun parit disekitarnya.

Mereka juga membantai siapa saja yang mencoba melarikan diri dari kota sembari berusaha menembus tembok kota.

Menyadari situasinya semakin terjepit, Khalifah Al-Musta'shim berusaha melakukan negosiasi dengan Hulagu Khan, tetapi ditolak.

Baca juga: Runtuhnya Daulah Abbasiyah

Wafat

Pada 10 Februari, Bagdad telah menyatakan menyerah, tetapi pasukan mongol tidak langsung memasuki kota.

Barulah pada 13 Februari, bangsa Mongol memasuki kota untuk merusak istana, masjid, rumah sakit, dan istana, serta melakukan pembantaian.

Dalam peristiwa ini, banyak buku-buku tentang ilmu pengetahuan yang berharga dan bangunan bersejarah dibakar habis.

Khalifah Al-Musta'shim Billah ditangkap dan dipaksa menyaksikan rakyatnya dibunuh.

Setelah itu, Khalifah Al-Musta'shim Billah dibunuh dengan cara diinjak-injak pada 20 Februari 1258, atau setelah 15 tahun memerintah.

Kematian Khalifah Al-Musta'shim Billah menandai runtuhnya kekalifahan yang pernah diperintah oleh 37 khalifah Bani Abbasiyah.

Dalam serangan itu, satu putra Khalifah Al-Musta'shim Billah yang masih hidup diasingkan ke Mongolia sebagai tahanan.

Sejarawan Mongolia melaporkan bahwa putra khalifah tersebut tetap hidup dan berkeluarga, tetapi tidak pernah memegang kekuasaan atas dunia Islam seperti para pendahulunya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com