Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Si Pitung, Pahlawan Legendaris dari Betawi

Kompas.com - 24/06/2022, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Si Pitung atau Bang Pitung adalah seorang "bandit" dari Betawi yang hidup pada abad ke-19.

Bagi masyarakat Betawi, Si Pitung adalah pahlawan, karena ia hanya mencuri dari orang-orang kaya dan membagikan rampasannya kepada rakyat yang tertindas.

Karena aksinya ini, sosok jagoan yang dijuluki sebagai Robin Hood asal Betawi ini pernah menjadi musuh bebuyutan penjajah Belanda.

Bahkan, berbagai macam orang sudah dikirim dan dijanjikan imbalan apabila berhasil menangkapnya. Pada akhirnya, Pitung berhasil ditemukan dan ditembak di tempat.

Namun, tidak sedikit yang meragukan bahwa cerita Si Pitung adalah kisah nyata, karena kurangnya sumber sejarah dan banyaknya versi cerita tentangnya.

Berikut ini kisah singkat Si Pitung.

Baca juga: Si Pitung, Jagoan Betawi yang Menjadi Musuh Bebuyutan Kompeni

Awal kehidupan

Pitung lahir di Kampung Pengumben, Rawabelong, Jakarta, pada 1866 dengan nama Salihoen. Ia merupakan putra keempat dari pasangan Bang Piung dan Mbak Pinah.

Konon, asal-usul nama Pitung diambil dari frasa Jawa, pituan pitulung, yang berarti tujuh sekawan tolong-menolong.

Menurut riwayat yang diturunkan orang-orang Betawi, Salihoen dibesarkan dengan pendidikan serta tata krama yang diajarkan oleh kedua orang tuanya sejak kecil.

Selain itu, Salihoen juga dikenal sebagai sosok yang sangat rajin mengaji kepada seorang kiai di Rawabelong bernama Haji Naipin, yang sekaligus mengajarinya ilmu bela diri, salah satunya silat.

Salihoen baru mengubah namanya menjadi Pitung setelah menjalankan aksinya merebut harta orang-orang kaya untuk orang miskin.

Baca juga: Biografi Guru Madjid, Guru Para Ulama Betawi

Kisah Si Pitung

Kisah Si Pitung memiliki tiga versi berbeda, ada versi Indonesia, Belanda, dan China.

Dalam versi Indonesia, Si Pitung dipandang sebagai seorang pahlawan, sedangkan dalam versi Belanda, ia dicap sebagai penjahat.

Aksi pencurian Si Pitung pertama kali diberitakan oleh surat kabar Hindia Olanda pada Juni 1892.

Pada zaman penjajahan Belanda, masyarakat Indonesia diwajibkan membayar pajak kepada partikelir yang berkuasa di daerah-daerah tertentu.

Sejak kecil, Pitung sudah melihat aksi penindasan terhadap keluarga maupun masyarakat sekitarnya.

Berawal dari kejadian itu, Pitung berkeinginan untuk membantu rakyat kecil.

Pitung mulai merampok rumah-rumah saudagar kaya, yang kemudian hasilnya diberikan kepada rakyat miskin.

Baca juga: Pemoeda Kaoem Betawi: Sejarah, Kiprah, dan Tokoh-tokohnya

Akibatnya, Pitung menjadi buronan kompeni atau penjajah Belanda karena dianggap merusak ketenteraman orang kaya.

Banyak orang Belanda yang dikirim untuk menangap Si Pitung, tetapi ia selalu berhasil meloloskan diri.

Akibatnya, tidak sedikit yang mengira bahwa Pitung memiliki kekuatan sihir. Padahal, itu berkat kepiawaiannya dalam bela diri sehingga bisa melepaskan diri dengan menggunakan tenaga dalam.

Selama berbulan-bulan, Pitung terus lolos dari tangkapan polisi Belanda.

Penangkapan Si Pitung

Dari surat kabar Hindia Olanda, diketahui bahwa Si Pitung menjalankan aksinya dan menjadi buronan Belanda selama kurang lebih 16 bulan.

Pada Oktober 1893, Kepala Polisi Schout A.W.V. Hinne mendapat laporan tentang keberadaan Pitung di sekitar Tanjung Priok.

Baca juga: 4 Tokoh Pahlawan Asal Lampung

Si Pitung akhirnya disergap dan tewas setelah terkena beberapa tembakan di tubuhnya.

Kabar mengenai tewasnya Si Pitung dimuat dalam surat kabar berbahasa Belanda, De Locomotief, edisi 19 Oktober 1893 dan koran Hindia Olanda edisi 20 Oktober 1893.

Berdasarkan cerita, Pitung dimakamkan di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Namun, ada pula yang mengatakan bahwa makam Si Pitung berada di daerah Tapos, Depok, dan ada juga yang mengatakan ia dimakamkan di Hutan Jatijajar, Depok.

Dijadikan nama jalan

Sampai saat ini, kisah Si Pitung masih sangat familiar di kalangan masyarakat, bahkan dianggap sebagai sosok legenda Betawi.

Nama Bang Pitung kini juga telah resmi dijadikan sebuah nama jalan di Jakarta, menggantikan nama Jalan Raya Kebayoran Lama.

Jalan ini terletak tidak jauh dari daerah Rawa Belong, Jakarta Barat, tempat kelahiran Si Pitung.

Perubahan nama jalan ini bagian dari pengubahan nama-nama jalan menjadi nama tokoh yang berjasa di Jakarta.

Nama Pitung pun banyak diusulkan sebagai nama jalan di Rawa Belong berkat jasanya pada zaman dahulu membantu rakyat kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com