Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Jepang Berusaha Menyebarluaskan Budayanya di Indonesia?

Kompas.com - 08/06/2022, 12:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjajah Indonesia selama tiga tahun, yakni antara 1942 hingga 1945.

Perang Dunia II yang menyeret Jepang memaksanya untuk menguasai Indonesia guna mencari sumber daya sebagai penunjang perang.

Selain menjajah guna mencari sumber daya untuk penunjang Perang Dunia II, Jepang juga melakukan penyebaran budaya di Indonesia.

Contoh budaya yang disebarkan Jepang ketika menjajah Indonesia adalah dengan bahasa dan adat istiadat.

Misalnya dengan membungkukkan badan ke arah timur pada pagi hari (Seikeirei), yang dianggap sebagai simbol penghormatan dan kesetiaan kepada kaisar yang dianggap sebagai keturunan dewa matahari.

Selain itu, penerapan penggunaan bahasa Jepang, kewajiban mempelajari adat istiadat Jepang, dan pengenalan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo, terhadap rakyat pribumi.

Lantas, mengapa Jepang berusaha menyebarluaskan budayanya di Indonesia?

Baca juga: Apa Itu Seikerei?

Indoktrinasi Asia Timur Raya

Jepang berusaha menyebarluaskan budayanya di Indonesia sebagai upaya indoktrinasi budaya.

Budaya Jepang saat itu mengalami perkembangan pesat, sehingga, penjajahannya di Indonesia sekaligus dimanfaatkan sebagai tempat indoktrinasi (pemberian ajaran secara mendalam).

Usaha Jepang melakukan indoktrinasi budaya di Indonesia dilakukan dengan cara propaganda kemakmuran Asia Timur Raya.

Propaganda ini digunakan Jepang untuk menarik simpati dari rakyat Indonesia sebagai sesama orang Asia.

Salah satu propagandanya adalah melalui Gerakan Tiga A, yang dipelopori oleh Shimizu Hitoshi pada 29 Maret 1942.

Propaganda Tiga A menggambarkan bahwa Jepang merupakan pemimpin, pelindung, dan cahaya Asia.

Baca juga: Alasan Jepang Membubarkan Tiga A

Gerakan Tiga A kemudian dipercayakan kepada tokoh Indonesia bernama Mr. Syamsudin.

Propaganda tersebut menyatakan bahwa bangsa Asia, termasuk Indonesia harus bersatu di bawah pimpinan Jepang untuk melawan penjajahan bangsa Eropa.

Berikut adalah isi dari doktrin kemakmuran Asia Timur Raya.

  • Penerapan penggunaan bahasa Jepang bagi rakyat pribumi
  • Kewajiban untuk mempelajari adat istiadat Jepang
  • Indoktrinasi dengan Semangat Hakko I-Chiu (slogan/propaganda Jepang)
  • Pengenalan lagu kebangsaan Jepang, yakni Kimigayo

Dampak indoktrinasi budaya Jepang

Indoktrinasi budaya Jepang di Indonesia memberikan beberapa dampak nyata, sebagai berikut.

  • Kebiasaaan upacara dan menyanyikan lagu nasional yang terpengaruh pada Seikeirei
  • Lagu, film, dan drama Jepang juga berpengaruh pada Indonesia
  • Tumbuhnya sikap nasionalisme dan keyakinan tinggi akan harga diri
  • Anak sekolah diberikan pelatihan olahraga (Taiso)
  • Persamaan penanggalan tahun, di dalam naskah proklamasi itu penanggalannya ditulis "Djakarta, hari 17, boelan 8 tahun 05".

 

Referensi:

  • Jones, Tod. (2015). Kebudayaan dan Kekuasaan di Indonesia: Kebijakan Budaya Selama Abad ke-20 Hingga Era Reformasi. Jakarta: Pustaka Obor.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com