Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tari Gambyong dan Ciri-cirinya

Kompas.com - 06/06/2022, 15:00 WIB
Febi Nurul Safitri ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tari gambyong termasuk jenis tari Jawa klasik yang berasal dari daerah Surakarta, Jawa Tengah.

Tarian ini biasanya dibawakan saat pertunjukan atau menyambut tamu, oleh beberapa penari. Meskipun pada mulanya Gambyong diciptakan untuk penari tunggal saja.

Tari Gambyong memiliki beragam koreografi, seperti Gambyong Pareanom dan Gambyong Pangkur. Kendati demikian, gerakan dasar tarian ini tetap sama.

Berikut ini sejarah munculnya Tari Gambyong dan ciri-cirinya.

Baca juga: Raden Tjetje Somantri, Pencipta Tari Merak

Sejarah Tari Gambyong

Pencipta Tari Gambyong adalah Mas Ajeng Gambyong, salah seorang penari dari Surakarta.

Awalnya tari Gambyong ditujukan untuk acara ritual penghormatan kepada Dewi Sri atau Dewi Padi, sebagai bentuk syukur atas melimpahnya hasil panen.

Terkait kepemilikan tari, mulanya tarian ini dimiliki oleh rakyat, tetapi menjadi tarian milik Keraton Mangkunegara setelah dibakukan struktur gerakannya.

Dalam Serat Centhini, yang ditulis pada masa Pakubuwono IV (1788-1820) dan Pakubuwono V (1820-1823), disebut bahwa Tari Gambyong adalah tarian tledhek.

Mulanya, Tari Gambyong hanya bagian dari tari tayub atau tledhek, yang ditampilkan oleh penari perempuan sebagai permulaan pesta tari.

Seiring berjalannya waktu, bentuk penyajian Tari Gambyong mengalami perkembangan.

Pada masa Pemerintahan Pakubuwono IX (1861-1893), seorang koreografer bernama KRMT Wreksadiningrat, menggubah tarian ini menjadi lebih halus dan dapat dipertunjukan untuk para bangsawan dan priayi.

Baca juga: Asal-usul Ronggeng, Tari Magis dari Jawa

Kemudian, pada 1950, seorang pelatih bernama Nyi Bei Mintoraras menggubah Tari Gambyong menjadi lebih baku, yang kemudian diberi nama Gambyong Pareanom.

Koreografi baru ini pertama kali dipertunjukan pada acara pernikahan Gusti Nurul, saudara Mangkunegoro VIII pada 1951.

Ternyata, tarian ini disukai oleh masyarakat, hingga muncul versi koreografi lain yang dikembangkan oleh masyarakat.

Ciri-ciri Tari Gambyong

Tari Gambyong memiliki ciri khas, di mana penarinya menggunakan pakaian bernuansa kuning dan hijau sebagai lambang kemakmuran dan kesuburan. 

Sebelum tarian ini dimulai, selalu didahului dengan gendhing Pangkur. Kemudian, gerak pada Tari Gambyong diiringi kendhangan yang menampilkan karakter yang luwes, menawan, dan lincah.

Baca juga: Tarian Suling Dewa, Tari Pemanggil Hujan asal Lombok

Pada umumnya, gerakan Tari Gambyong dibagi menjadi tiga bagian, yakni awal, isi, dan akhir.
Dalam istilah bahasa Jawa dikenal dengan istilah maju beksan, beksa, mundur beksan.

Pusat tarian ini ada pada gerakan kaki, lengan, tubuh, maupun kepala.

Gerakan kepala dan tangan menjadi ciri khas Tari Gambyong, dengan penarinya selalu menatap jari-jari tangan.

Sementara gerakan kakinya begitu seirama, hingga membuat tarian ini sangat memukau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com