Konon, Mpu Bharada membagi Kerajaan Kahuripan menggunakan kesaktiannya.
Mpu Bharada terbang ke udara sembari mengucurkan air dari dalam kendi. Air inilah yang dipercaya menjadi batas kedua kerajaan.
Namun, di tengah proses pembagian, Mpu Bharada mendapat kendala, yakni jubah yang dikenakannya tersangkut di ranting pohon asam.
Mpu Bharada pun marah dan mengutuk pohon asam tersebut menjadi kerdil.
Menurut catatan sejarah, tempat yang ada pohon asamnya tersebut disebut dengan nama Kamal Pandak.
Setelah selesai memberi batasan antara Kerajaan Kediri dan Jenggala, Mpu Bharada mengucapkan kutukan.
Kutukannya berbunyi, "barang siapa berani melanggar batasan tersebut hidupnya akan mengalami kesialan."
Baca juga: Kerajaan Jenggala: Sejarah, Raja-raja, Keruntuhan, dan Peninggalan
Setelah terbagi, Kerajaan Jenggala dan Kediri ternyata tetap berselisih hingga timbul peperangan.
Pada akhirnya, Kerajaan Janggala mengalami kekalahan dari Kerajaan Kediri pada tahun 1130-an.
Referensi: