KOMPAS.com - Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi yang berada di sebelah timur Pulau Bali dan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Islam diperkirakan masuk ke wilayah Nusa Tenggara pada akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-16.
Adapun penyebar agama Islam pertama di Nusa Tenggara Timur yaitu seorang ulama dan pedagang asal Palembang yang bernama Syahbudin bin Salman Al-Faris.
Berikut ini sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Suku-suku di Bali dan Nusa Tenggara
Agama Islam pertama kali dibawa ke wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Pulau Solor, oleh Syahbudin bin Salman Al-Faris pada abad ke-15.
Syahbudin bin Salman Al-Faris merupakan seorang ulama dan pedagang yang membawa Islam ke NTT.
Solor menjadi tempat di NTT yang pertama kali terpengaruh Islam karena letaknya yang strategis.
Di Solor terdapat bandar penting di Pamakayo, Lohayong, Menanga, dan Labala. Bandar tersebut sangat penting sebagai tempat persinggahan para pedagang.
Syahbudin bin Salman Al-Faris juga dikenal sebagai Sultan Menanga. Ia berhasil menyebarkan Islam. yang dibuktikan dengan mengawini putri Raja Sangaji Dasi dari Kerajaan Lamakera di Solor.
Baca juga: Proses Islamisasi di Maluku
Raja Sangaji Dasi adalah salah satu orang Nusa Tenggara Timur (NTT) yang pertama kali memeluk Islam.
Masuknya Raja Sangaji Dasi ke agama Islam juga diikuti oleh anggota keluarganya.
Selain itu, perkembangan Islam di NTT juga bisa dibuktikan dengan adanya kampung Muslim pertama di Menanga.
Dari Menanga, Islam kemudian berkembang ke wilayah Alor, Flores, Timor, dan Sumba.
Kemudian, pada abad ke-16, Islam semakin berkembang, dibuktikan adanya berbagai lembaga yang didirikan.
Beberapa lembaga yang didirikan adalah lembaga sosial, lembaga keagamaan, dan lembaga pendidikan Islam.
Berbagai lembaga yang didirikan tersebut bertujuan untuk menunjang penyebaran agama Islam.
Referensi: