Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Senjata Kimia pada Perang Dunia I

Kompas.com - 01/04/2022, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Senjata kimiaadalah amunisi khusus dari bahan kimia yang diformulasikan untuk menyebabkan kematian atau melukai manusia.

Senjata ini pernah digunakan dalam peperangan di dunia, salah satunya Perang Dunia I.

Tujuan penggunaan senjata kimia pada Perang Dunia I adalah untuk mendemoralisasi, melukai, dan menewaskan pasukan musuh.

Umumnya, zat kimia yang dianggap efektif untuk membunuh lawan terdiri dari tiga jenis, yaitu gas, cair, atau padat.

Masing-masing jenis memiliki dampak yang kurang lebih sama, seperti membuat kulit melepuh, mengganggu penglihatan, pernapasan, hingga menghilangkan nyawa.

Karena tergolong dalam senjata pemusnah massal, penggunaan senjata kimia dilarang.

Baca juga: Mengapa Perang Dunia I Menyebar ke Berbagai Negara?

Jenis senjata kimia

Gas klorin

Jerman adalah salah satu negara yang menggunakan senjata kimia pada masa Perang Dunia I.

Penggunaan senjata kimia dimulai oleh seorang ahli kimia Yahudi-Jerman, Fritz Haber.

Pasukan Jerman menggunakan serangan klorin di Ypres, Belgia, pada 22 April 1915, yang menewaskan sebanyak 5.000 tentara Perancis dan Algeria.

Setelah itu, Jerman kerap menggunakan berbagai gas beracun untuk melawan Sekutu.

Sewaktu perang berakhir, lebih dari 1,3 juta orang terdampak senjata kimia, di mana 91.000 di antaranya tewas.

Jumlah kematian akibat senjata kimia yang sangat besar pada Perang Dunia I, membuat banyak pemimpin merasa harus melarang pemakaian senjata ini.

Baca juga: Mengapa Ada Negara Eropa yang Netral Saat Perang Dunia I?

Gas fosgen

Selain Perancis dan Algeria, Jerman juga menggunakan senjata kimia berupa klorin untuk melawan Inggris.

Hal ini pun memicu Inggris melakukan hal yang sama, dengan memberi serangan klorin dalam Pertempuran Loos pada 1915.

Pasukan Inggris melepas gasnya satu jam sebelum infanteri menyerang. Sayangnya, karena arah angin, gas klorin justru berbalik mengarah ke mereka sendiri.

Alih-alih berhenti menggunakan senjata kimia beracun, Jerman dan Sekutu justu menemukan bahan kimia lain yang lebih berbahaya, yaitu gas fosgen dan gas mustard.

Fosgen mampu membuat iritasi enam kali lebih mematikan daripada klorin dan tidak berwarna.

Dengan demikian, musuh tidak akan tahu ketika fosgen dilemparkan sampai akhirnya mereka terpapar beberapa hari setelah menghirupnya.

Baca juga: Christmas Truce, Gencatan Senjata Saat Natal Perang Dunia I

Gas Mustard

Gas mustard adalah jenis bahan kimia baru yang juga mematikan. Efeknya dapat membuat melepuh dan membakar kulit.

Gas mustard tidak mudah dideteksi, karena tidak berwarna. Semasa Perang Dunia I, Jerman pernah menggunakannya pada 1917.

Gas air mata

Gas air mata bukan dirancang untuk membunuh, melainkan membuat musuh tidak bisa bertahan pada posisi mereka.

Meski tidak mematikan, efeknya memengaruhi mata serta paru-paru dan baru akan hilang 30 menit kemudian.

Baca juga: Kekaisaran di Eropa yang Runtuh Setelah Perang Dunia I

Sianida atau sianogen klorida

Hidrogen sianida atau sianogen klorida berbentuk uap, dan biasanya akan harus dilemparkan ke wilayah lawan supaya efeknya terlihat.

Efek dari senjata hidrogen sianida adalah mencegah proses transfer oksigen ke dalam sel-sel, sehingga dapat mematikan lawan secara perlahan.

Bahan kimia yang terkandung di dalamnya akan membuat oksigen ditolak masuk ke dalam sel darah merah.

Senjata kimia dilarang

Efek pemusnahan massal yang diakibatkan oleh senjata kimia membuat banyak pemimpin negara merasa harus melarang penggunaan senjata ini.

Akhirnya, pada Konvensi Geneva 1925, dikeluarkan protokol mengenai pelarangan senjata kimia dan biologis yang disetujui oleh banyak negara.

Baca juga: Hubungan Wilayah Balkan terhadap Terjadinya Perang Dunia I

Kendati demikian, senjata kimia masih tetap digunakan dalam beberapa peperangan di seluruh dunia, seperti di Moroko (1923), Libia (1930), Soviet di Xinjiang (1934), dan Italia di Ethiopia (1935).

Setelah Perang Dingin berakhir, Amerika Serikat dan Uni Soviet setuju agar semua jenis senjata kimia dilarang, karena tergolong dalam senjata pemusnah massal.

Di bawah Konvensi Senjata Kimia (CWC) yang disepakati pada 1993, senjata kimia resmi dilarang dalam perang, termasuk pengembangan, produksi, akuisisi, penimbunan, serta pengiriman senjata ini.

 

Referensi: 

  • Mayor, Adrianne. (2003). Greek Fire, Poison Arrows and Scorpion Bombs: Biological and Chemical Warfare in the Ancient World. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Stori
Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com