Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Rabaul: Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir

Kompas.com - 31/03/2022, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pertempuran Rabaul atau Operasi R, berlangsung di Rabaul, Papua Niugini, sejak 23 Januari-Februari 1942.

Peperangan ini melibatkan pasukan Sekutu dan tentara Jepang, yang berujung pada kekalahan Sekutu.

Kemenangan Pertempuran Rabaul begitu penting bagi Jepang, karena lokasinya berdekatan dengan Kepulauan Caroline, yang menjadi pangkalan utama Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.

Usai pertempuran, Rabaul diubah menjadi pangkalan utama untuk tempat pendaratan Jepang di Niugini.

Baca juga: Pertempuran Selat Badung: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak

Latar belakang

Rabaul terletak di ujung timur Britania Baru, pulau terbesar di Kepulauan Bismarck, Papua Niugini.

Pada saat Pertempuran Rabaul, wilayah ini adalah ibu kota Niugini yang dikelola oleh Australia, setelah direbut dari Jerman pada 1914.

Pada Maret 1941, Australia mengirim garnisun berkekuatan 700 tentara ke wilayah ini setelah ketegangan dengan Jepang meningkat.

Dalam perkembangannya, pasukan yang dikomandoi oleh Letnan Kolonel John Scanlan ini bertambah menjadi 1.400 orang.

Sepanjang 1941, Sekutu sempat berencana untuk menjadikan Rabaul sebagai stasiun radar yang dikelilingi ladang ranjau, tetapi dibatalkan.

Namun, garnisun yang dikirim akan tetap bertahan guna melindungi Rabaul sebagai pos pengamatan terdepan Sekutu.

Baca juga: Pertempuran Timor (1942-1943)

Tugas utama mereka adalah melindungi Vunakanau, lapangan terbang utama Angkatan Udara Australia (RAAF) di dekat Rabaul, dan lapangan udara di Pelabuhan Simpson, yang penting untuk pengawasan pergerakan Jepang di wilayah tersebut.

Namun, kekuatan garnisun ini sebenarnya sangat kurang. Sementara bagi Jepang, Rabaul dianggap menjadi salah satu kota penting karena dekat dengan Kepulauan Caroline.

Pasalnya, Kepulauan Caroline adalah pangkalan utama Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.

Apabila Rabaul berhasil direbut dari Sekutu, maka Jepang akan memiliki pelabuhan dan lapangan udara untuk memberikan perlindungan ke Kepulauan Caroline.

Selain itu, Jepang juga dapat memotong jalur komunikasi Sekutu, utamanya antara Amerika Serikat dan Australia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com