KOMPAS.com - Dinasti Umayyah adalah kekhalifahan kedua yang berkuasa setelah meninggalnya Nabi Muhammad, menggantikan Khulafaur Rasyidin.
Pendiri dari dinasti ini adalah Muawiyah bin Abu Sufyan atau Muawiyah I, yang pemerintahan keturunannya berlangsung selama sekitar 3,5 abad.
Dinasti Umayyah mencapai kejayaan pada era pemerintahan Khalifah al-Walid I atau al-Walid bin Abdul Malik, yang berkuasa antara 705-715.
Pada masa itu, pembangunan berbagai fasilitas umum digalakkan oleh pemerintahan Umayyah.
Selain itu, ilmu pengetahuan juga berkembang pesat hingga umat Islam hidup dalam kemakmuran.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayyah dibuktikan dengan munculnya ilmuwan di berbagai bidang.
Berikut ini beberapa tokoh cendekiawan atau ilmuwan Muslim pada masa Daulah Umayyah.
Baca juga: Walid bin Abdul Malik, Pembawa Kejayaan Bani Umayyah
Salah satu ilmuwan filsafat pada masa Daulah Umayyah yang terkenal adalah Al-Farabi, yang berasal dari Farab, Kazakhstan.
Sosok yang juga ahli dalam hukum Islam ini disebut orang-orang Barat sebagai Alpharabius, Al Farabi, Farabi, atau Abu Nasir.
Al-Farabi adalah tokoh dalam bidang filsafat yang sering disebut sebagai "Guru Kedua", mengikuti Aristoteles yang dikenal sebagai "Guru Pertama".
Ia berperan menerjemahkan teks-teks Yunani asli selama Abad Pertengahan. Risalah dan tafsirnya pun memengaruhi banyak filsuf terkemuka, seperti Avicenna dan Maimonides.
Sebagai ilmuwan muslim di era Dinasti Umayyah, Al-Farabi menghasilkan berbagai karya terkenal, sebagai berikut.
Baca juga: Biografi Al-Farabi, Guru Kedua Filsafat Setelah Aristoteles
Al-Zahrawi adalah tokoh cendekiawan Muslim di bidang kedokteran pada masa Daulah Bani Umayyah di Spanyol.
Di Barat, ia dikenal sebagai Abulcasis berkat karyanya yang terkenal Al-Tasrif liman Ajiza an-at-Ta'lif dan menjadi rujukan di universitas-universitas di Eropa.
Ia dikenal sebagai pelopor bedah modern dan dijuluki Bapak Ilmu Bedah Modern karena berbagai karya dan temuannya di dunia bedah.