Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Husein Mutahar, Komponis dan Penyelamat Bendera Indonesia

Kompas.com - 05/02/2022, 09:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Husein Mutahar atau Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim al-Mutahar adalah seorang negarawan dalam masa-masa awal kemerdekaan Indonesia.

Sosoknya lebih dikenal sebagai seorang komponis musik Indonesia, terutama untuk kategori lagu nasional dan kepanduan.

Beberapa lagu ciptaan Husein Muntahar yang populer adalah Syukur (diperkenalkan Januari 1945), Hari Merdeka (1946), dan Hymne Pramuka (1964).

Karya terakhirnya, Dirgahayu Indonesiaku, menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia.

Selain dikenal sebagai komponis, Husein Mutahar juga berjasa dalam membentuk Paskibraka dan menyelamatkan bendera Pusaka pada 1948.

Baca juga: Sejarah Pramuka Indonesia

Kehidupan awal

Husein Mutahar lahir di Semarang, 5 Agustus 1916. Ia lahir dari keluarga Arab-Indonesia yang mapan dan termasuk kelompok sayyid atau keturunan Nabi Muhammad.

Ia pernah belajar di MULO B (1934) dan AMS A-I (1938). Pada 1945, Husein Mutahar sempat bekerja sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Yogyakarta, kemudian menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negara di Yogyakarta (1947).

Antara 1946-1947, Husein Mutahar juga mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

Selama berkarier, ia sering pindah antardepartemen. Puncak kariernya sebagai pejabat negara barangkali adalah sebagai Duta Besar RI di Takhta Suci (Vatikan), periode 1969-1973.

Baca juga: Sejarah Singkat Pramuka Dunia

Kepanduan

Husein Mutahar tidak hanya aktif dalam kegiatan kepanduan, tetapi juga salah satu tokoh utama Pandu Rakyat Indonesia, gerakan kepanduan independen yang berhaluan nasionalis.

Ketika seluruh gerakan kepanduan dilebur menjadi Gerakan Pramuka, Mutahar juga menjadi tokoh di dalamnya.

Husein Mutahar bahkan menciptakan lagu Hymne Satya Dharma Pramuka pada 1964, yang menjadi lagu hymne wajib dalam Gerakan Pramuka.

Selain aktif di kepanduan, Husein Mutahar juga berperan dalam mendirikan dan membina Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).

Baca juga: Tingkatan Pramuka Siaga

Mendirikan Paskibraka

Parkibraka adalah sebuah pasukan yang bertugas untuk mengibarkan Bendera Pusaka Indonesia saat perayaan kemerdekaan Indonesia.

Paskibraka terbentuk saat Husein Mutahar diberi tugas oleh Presiden Soekarno untuk membentuk pasukan upacara pengibaran bendera dalam rangka HUT Kemerdekaan Indonesia pada 1946.

Husein Mutahar mengusulkan supaya pengibaran bendera sebaiknya dilakukan oleh para pemuda yang mewakili tiap daerah di Indonesia.

Ia kemudian memilih lima pemuda yang berdomisili di Yogyakarta, yang terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan.

Berkat Husein Mutahar, Paskibraka selalu dipakai untuk mengibarkan Bendera Pusaka Indonesia setiap 17 Agustus.

Baca juga: Fatmawati Soekarno: Kiprah dan Pernikahan dengan Soekarno

Menyelamatkan Bendera Pusaka

Ada kisah menarik dari Husein Mutahar yang berjasa saat menyelamatkan bendera Indonesia pada awal kemerdekaan.

Husein Mutahar mendapat perintah dari Presiden Soekarno untuk menyelamatkan Bendera Pusaka Indonesia karena saat itu Belanda sedang melancarkan Agresi Militer ke-2.

Saat agresi berlangsung, Yogyakarta dalam keadaan yang sulit karena menjadi sasaran untuk dikuasai Belanda.

Yogyakarta pun akhirnya dikuasai Belanda, sedangkan Presiden Soekarno dan Muhammad Hatta diasingkan ke Pulau Bangka.

Husein Mutahar tak berpikir dua kali saat mendapat perintah untuk menyelamatkan Bendera Pusaka Indonesia.

Dalam menyelamatkan bendera Pusaka, Husein Mutahar mendapat bantuan dari seorang yang bernama Pernadinata.

Baca juga: Jenderal Simon Spoor, Pemimpin Agresi Militer Belanda

Berkat Husein Mutahar, Bendera Pusaka Indonesia berhasil berkibar lagi pada 17 Agustus 1949 atau sebulan setelah Agresi Militer Belanda ke-2 berakhir.

Atas jasanya menjaga Bendera Pusaka, Husein Mutahar mendapatkan anugerah Bintang Mahaputera pada 1961.

Wafat

Setelah mengabdikan dirinya untuk kemajuan bangsa Indonesia, Husein Mutahar meninggal di Jakarta pada 9 Juni 2004, di usia 88 tahun.

Husein Mutahar kemudian dimakamkan di Pemakaman Jeruk Purut, Jakarta Selatan.

 

Referensi:

  • Alimi, Anas Syahrul. (2020). 100 Konser Musik di Indonesia. Yogyakarta: I:Boekoe.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com