Khalid kemudian menyusun formasi tempur pasukannya dengan menujuk Asim bin Umar sebagai komandan sayap kiri dan Adi bin Hatim sebagai komandan sayap kanan.
Adi bin Hatim merupakan anak dari kepala suku Kristen Arab yang terkenal, Hatim at Thai, yang dulunya penganut Kristen.
Tentara Islam kemudian memulai menyerang pasukan Sasaniyah saat tiba waktunya makan siang.
Meski terkejut, pasukan Sasaniyah mencoba meladeni tentara Islam dengan sekuat tenaga.
Sayangnya, detail terkait jalannya pertempuran tidak tercatat dalam sejarah. Namun yang pasti, pasukan Islam akhirnya dapat mengungguli pasukan Sasaniyah.
Baca juga: Pertempuran Zab, Puncak Pergolakan Revolusi Abbasiyah
Karena terdesak, pasukan Sasaniyah mulai melarikan diri menuju Al-Hirah. Ribuan orang pun tewas di medan perang hingga mengubah air sungai menjadi merah karena banyaknya korban yang berjatuhan.
Melihat situasi di sekitarnya, Khalid Ibn Walid memerintahkan anak buahnya untuk mengumumkan bahwa pasukan Sasaniyah akan ditangkap dan tidak dibunuh apabila tidak melawan.
Namun, pada kenyataannya, Khalid memenggal semua pasukan Sasaniyah hingga membuat air sungai semakin merah.
Diduga, sungai yang airnya berubah menjadi merah itu adalah Sungai Khasif, anak Sungai Efrat.
Diperkirakan sebanyak 70.000 pasukan Sasaniyah tewas dalam Pertempuran Ullais.
Referensi: