KOMPAS.com - Pertempuran Ullais terjadi pada pertengahan Mei 633 di Irak, antara Khulafaur Rasyidin di era Khalifah Abu Bakar melawan Kekaisaran Sasaniyah dari Persia.
Perang ini sering dinamakan sebagai Pertempuran Sungai Darah, akibat banyaknya korban dari pasukan Sasaniyah dan Kristen Arab.
Pertempuran Ullais berakhir dengan kemenangan mutlak di pihak Khulafaur Rasyidin, sedangkan pasukan Sasaniyah harus mundur dari Irak.
Baca juga: Perang Riddah, Pertempuran Abu Bakar Melawan Kaum Murtad
Pertempuran Ullais merupakan lanjutan dari Pertempuran Walaja, yang dimenangkan oleh pasukan Islam di bawah pimpinan Khalid bin Walid.
Pasukan Sasaniyah yang selamat dari Pertempuran Walaja kemudian melarikan diri menyeberangi Sungai Khasif (anak Sungai Efrat), hingga ke Ullais, sekitar 10 mil dari Walaja.
Kehadiran mereka disadari oleh pasukan Muslim, tetapi dianggap tidak berbahaya karena jumlahnya memang sedikit.
Namun, Khalid bin Walid mendapat informasi bahwa pasukan Sasaniyah mulai berkumpul kembali dan mendapatkan kekuatan tambahan dari suku-suku Kristen Arab, seperti Kabilah Bani Bakr dan suku di antara wilayah Al-Hirah dan Ullais.
Bersama pasukannya, Khalid bin Walid kemudian bergerak menuju Ullais. Sedangkan Kaisar Ardsheer memerintahkan Bahman Jaduya untuk mengambil alih pasukan Sasaniyah dan Kristen Arab di sana.
Bahman kemudian mengirim jenderal seniornya, Jaban, dengan tentara kekaisaran ke Ullais.
Baca juga: Pertempuran Walaja: Latar Belakang, Strategi, dan Jalannya Perang
Akan tetapi, mereka diminta untuk mengindari pertempuran sampai Bahman, yang masih memiliki urusan dengan kaisar, tiba di lokasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.