Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelebihan dan Kelemahan Teori Gujarat

Kompas.com - 15/01/2022, 09:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ahli memiliki perbedaan pendapat terkait proses masuknya Islam ke Indonesia.

Perbedaan pendapat tersebut kemudian melahirkan teori-teori masuknya Islam ke Indonesia.

Empat teori yang paling terkenal adalah Teori Gujarat, Teori Mekkah, Teori Persia, dan Teori Cina. Masing-masing dari teori tersebut memiliki kelebihan dan juga kelemahan.

Kali ini akan dibahas mengenai kelebihan dan kelemahan Teori Gujarat.

Baca juga: Masuknya Islam ke Nusantara

Teori Gujarat

Teori India atau Teori Gujarat menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui India.
Teori Gujarat pertama kali dikemukakan oleh Pijnappel dari Universitas Leiden.

Menurut Pijnappel, orang-orang Arab bermazhab Syafi'i yang bermigrasi dan menetap di wilayah India lah yang membawa Islam ke Indonesia.

Teori ini kemudian dikembangkan oleh Snouck Hurgronje, yang menyatakan bahwa saat Islam mempunyai pengaruh kuat di kota-kota India Selatan, banyak muslim Dakka yang menjadi pedagang perantara dalam perdagangan antara Timur Tengah dan Indonesia.

Mereka dipercaya yang pertama kali menyebarkan Islam ke Kepulauan Melayu, baru kemudian diikuti oleh orang-orang Arab.

Hurgronje juga menyebut bahwa penyebaran Islam di Nusantara bermula pada abad ke-12. Disebutkan bahwa para pedagang Gujarat sampai ke Indonesia melalui Selat Malaka.

Mereka kemudian melakukan kontak sosial dengan masyarakat lokal di daerah yang kemudian menjadi lokasi berdirinya Kesultanan Samudra Pasai.

Baca juga: Sumber-sumber Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Kelebihan Teori Gujarat

Teori yang menyatakan bahwa islam di Indonesia berasal dari Gujarat didukung oleh coral nisan Sultan Samudra Pasai Malik As-Shaleh.

Dalam nisan yang berangka 1297 M tersebut, terdapat corak yang mirip dengan corak nisan yang ada di Gujarat.

Selain itu, pendapat Hurgronje didukung adanya inskripsi tertua tentang Islam di Sumatera yang mengindikasikan hubungan antara Sumatera dan Gujarat.

Sumatera Utara, khususnya Pasai, juga disebut dalam kisah perjalanan seorang musafir Maroko bernama Ibnu Battuta sebagai tempat yang penting bagi rekonstruksi perkembangan Islam di Kepulauan Sumatera.

Teori ini semakin diperkuat dengan temuan tiga batu nisan muslim dari paruh pertama abad ke-15 Masehi yang ditemukan di daerah Pasai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com