KOMPAS.com - Perjanjian Versailles merupakan perjanjian damai yang disepakati Sekutu dan Jerman pada akhir Perang Dunia I.
Perjanjian ini dibuat di Versailles, Prancis, pada 28 Juni 1919, yang bertujuan mendamaikan Sekutu dan Jerman, sekaligus menandai berakhirnya Perang Dunia I.
Namun, setelah perjanjian ini, Jerman merasa diinjak-injak harga dirinya karena diperlakukan tidak adil dan dirugikan.
Lantas, mengapa Jerman merasa diperlakukan tidak adil melalui Perjanjian Versailles?
Baca juga: Perjanjian Damai Pasca Perang Dunia 1
Sebelum negosiasi di mulai, Jerman telah menerima rumusan Presiden Amerika Serikat (AS) Woodrow Wilson yang terdiri dari 14 poin untuk mengatur gencatan senjata.
Ketika negosiasi berjalan dalam Konferensi Perdamaian Paris yang dilaksanakan pada musim semi 1919, pihak yang merancang isi perjanjian didominasi oleh para pemimpin negara yang disebut The Big Four.
Mereka adalah Perdana Menteri Georges Clemenceau dari Perancis, Perdana Menteri Vittorio Emanuele Orlando dari Italia, Peradna Menteri David Lloyd George dari Inggris, dan Presiden Woodrow Wilson dari Amerika Serikat.
Kemudian, lahirlah Perjanjian Versailles yang isinya sebagai berikut.
Baca juga: Mengapa Perang Dunia I Menyebar ke Berbagai Negara?
Setelah Perjanjian Versailles, Jerman merasa dirugikan dan bahkan berniat akan membalas dendam.
Salah satu alasannya adalah, Jerman merasa ditipu, karena seharusnya isi perjanjian berdasarkan 14 poin yang dirumuskan Woodrow Wilson.
Namun, pemimpin negara The Big Four ternyata tidak setuju, sehingga merumuskan klausul-klausul baru yang jauh merugikan Jerman.
Hal ini dilakukan agar Jerman tidak akan muncul kembali sebagai kekuatan yang mengancam kedamaian di Eropa.
Pada akhirnya, Jerman merasa dilumpuhkan tidak hanya secara militer, tetapi juga ekonomi. Berikut ini kerugian yang diderita Jerman akibat Perjanjian Versailles.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.