Selain sekolah kedokteran untuk perempuan, Muhammad Ali Pasha juga mendirikan sekolah militer, sekolah teknik, sekolah ketabiban, dan sekolah penerjemahan.
Ia juga diketahui mengirimkan sekitar 300 pelajar Mesir ke Eropa, terutama Paris, untuk menempuh pendidikan.
Baca juga: 10 Tokoh Ilmuwan Muslim dan Keahliannya
Sejak menjabat sebagai gubernur, pemikiran Muhammad Ali Pasha adalah untuk mendirikan militer bergaya Eropa.
Ia pun menggunakan beberapa strategi baru untuk memastikan keberhasilan angkatan militernya.
Salah satunya dengan mengisolasi tentara baru dari lingkungannya ke barak-barak militer.
Di tempat itulah, para calon tentara diawasi dengan ketat dan diberi hukuman untuk mendisiplinkan mereka.
Bahkan para prajurit akan diberi nomor untuk memastikan mereka melakukan tugasnya.
Setelah itu, pasukan Muhammad Ali dikerahkan untuk melakukan kampanye militer ke Arab, Sudan, Yunani, bertempur melawan pasukan Ottoman, dan menaklukkan Suriah.
Baca juga: Abu Muslim Al Khurasani, Panglima Abbasiyah yang Berakhir Dimutilasi
Memasuki tahun 1843, kondisi kesehatan Muhammad Ali Pasha sudah tidak prima seperti sedia kala.
Ia diketahui memiliki kecenderungan paranoia dan menjadi pelupa. Kesehatannya pun semakin menurun setelah putranya, Ibrahim, juga jatuh sakit dan kondisinya terus memburuk.
Setelah Ibrahim meninggal, kondisi Muhammad Ali semakin parah dan akhirnya meninggal pada 2 Agustus 1849.
Jenazahnya dikebumikan di sebuah masjid megah di Benteng Kairo.
Baca juga: Bani Rasib, Kaum Nabi Nuh
Muhammad Ali Pasha dianggap sebagai Bapak Mesir Modern karena telah berhasil mengubah Mesir menjadi negara yang jauh lebih modern.
Selain berupaya menetapkan keturunannya sebagai penguasa Mesir dan Sudan selama hampir 150 tahun, ia juga menjadikan Mesir sebagai negara merdeka secara de facto.
Salah satu peninggalan spektakuler Muhammad Ali Pasha yang berpengaruh terhadap perekonomian di Mesir adalah pembangunan sebuah terusan kuno yang menghubungkan Alexandria dengan sungai Nil.
Meskipun dalam pembangunan tersebut, ia harus melakukan penggalian yang mengarahkan kurang lebih 100.000 petani mesir.
Referensi: