Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Jalaluddin Rumi, Penyair Sufi Legendaris Persia

Kompas.com - 03/01/2022, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di suatu tempat yang disebut Persia, seorang penyair yang dikenal dengan nama Jalaluddin Rumi, lahir pada 30 September 1207. 

Jalaluddin Rumi adalah seorang penyair sufi Persia yang karyanya terkenal hingga ke Amerika Serikat.

Selama tujuh abad terakhir, puisi-puisinya yang sangat berpengaruh terhadap sastra Persia telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Salah satu karya terkenalnya adalah Kitab Masnawi, yang dianggap sebagai salah satu puisi terbaik dalam bahasa Persia dan paling berpengaruh dalam dunia Sufisme.

Baca juga: Ibnu Taimiyah, Ulama yang Hidup dari Penjara ke Penjara

Awal kehidupan

Jalaluddin Rumi sebenarnya hanya nama julukan. Sedangkan nama lengkapnya adalah Jalaluddin Muhammad bin Muhammad bin Husin Al Khatihbi Al Bakri.

Julukan Rumi didapatkan karena ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Konya, kota yang sekarang bagian dari Turki dan dulunya dikenal dengan sebutan Rum.

Ayahnya bernama Bahauddin Walad, yang masih merupakan keturunan dari Abu Bakar, sahabat utama Nabi Muhammad.

Sang ayah merupakan seorang cendekia yang saleh dan guru terkenal di Balkh, sementara ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm.

Ketika Rumi baru berusia tiga tahun, keluarganya mendapat ancaman dari pasukan Mogol, sehingga harus pindah ke Rum di Anatolia tengah, Turki.

Semasa perjalannya, Rumi bersama keluarganya sempat singgah di Kota Nishapur, yang merupakan tempat kelahiran seorang penyair, Omar Khayyam.

Baca juga: Biografi Imam Abu Dawud, Salah Satu Penyusun Kitab Hadis Utama

Karena latar belakang keluarganya, Rumi pun menjadi sangat dekat dengan ilmu agama dan banyak mempelajari tentang Sufi.

Dalam dunia Islam, Sufisme mengajarkan ilmu cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun lahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi.

Kiprah

Ketika beranjak dewasa, Rumi mulai berkiprah sebagai pengajar dan kepala madrasah, mewarisi posisi ayahnya yang telah meninggal.

Sejak itu, ia terus belajar tentang syariat dan tasawuf dari murid ayahnya, Burhaduddin Muhaqqiq Termazi.

Sepeninggal Burhaduddin pada sekitar 1240, Rumi telah ahli dalam hukum Islam dan mulai mengeluarkan fatwa serta berdakwah di masjid-masjid Konya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com