Perang Boshin menjadi titik awal dari gerakan Restorasi Meiji. Pada 4 Januari 1868, Kaisar Mutsuhito membacakan sebuah dokumen di depan istana mengenai restorasi atau pemulihan kekuasaan kekaisaran, yang kemudian disebut Restorasi Meiji.
Sejak saat itu, Mutsuhito disebut sebagai Kaisar Meiji, yang membawa Jepang mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Perubahan yang mendasar bagi Jepang setelah Restorasi Meiji adalah berakhirnya kekuasaan shogun setelah tujuh abad dan dimulainya kekuasaan kaisar.
Pada periode ini, Jepang memasuki era baru, yang dimulai dengan penghapusan politik isolasi oleh Kaisar Meiji.
Kaisar Meiji mereformasi Jepang secara mendasar dan menekankan pada pembaharuan kehidupan manusia melalui pembangunan industri serta teknologi.
Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Jepang dari negara-negara Barat sekaligus menaikkan posisinya di mata internasional.
Baca juga: Hakko Ichiu, Semboyan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya
Salah satu kebijakan Restorasi Meiji adalah mengirimkan para pemuda untuk belajar ke luar negeri untuk belajar bidang teknologi yang dapat diterapkan di Jepang.
Di saat yang sama, Jepang juga mengundang para pakar dan ahli dari luar negeri untuk mengajar di negaranya.
Hasilnya, dalam waktu relatif singkat, Jepang yang awalnya negara agraris, tumbuh menjadi sebuah negara industri yang maju.
Selain mengalami modernisasi fasilitas transportasi dan komunikasi, Jepang tumbuh menjadi salah satu negara di Asia dengan militer terkuat dan termodern pada awal abad ke-20.
Baca juga: Zaman Edo, Awal Zaman Modern di Jepang
Setelah 45 tahun berkuasa, Kaisar Meiji meninggal pada 30 Juli 1912 karena diabetes, nefritis, dan gastroenteritis.
Setelah itu, Parlemen Jepang mengeluarkan resolusi untuk memperingati jasanya dalam Restorasi Meiji.
Untuk mengenang jasa-jasanya, dibangun kuil Shinto bernama Meiji-jingu di Taman Iris Germanica di Tokyo.
Referensi: