Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibnu Rusyd, Cendekiawan Muslim yang Dituduh Sesat

Kompas.com - 06/01/2022, 09:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ibnu Rusyd atau dikenal dengan nama Averroes di dunia Barat, adalah seorang cendekiawan Muslim yang berasal dari Andalusia (Spanyol), yang dulu diperintah oleh orang Islam.

Ia diketahui ahli dalam bidang filsafat, teologi Islam, kedokteran, astronomi, fisika, fikih atau hukum Islam, dan linguistik.

Selain itu, Ibnu Rusyd pernah bekerja sebagai hakim dan dokter istana untuk Kekhalifahan Muwahhidun.

Namun, meski memiliki pencapaian yang luar biasa, ia malah dikenai berbagai tuduhan dan diputuskan oleh pengadilan bahwa ajarannya sesat.

Baca juga: Ibnu Taimiyah, Ulama yang Hidup dari Penjara ke Penjara

Kehidupan awal

Ibnu Rusyd memiliki nama asli Muhammad bin Ahmad bin Rusyd. Ia lahir pada 1126 di Kordoba, Spanyol, yang saat itu menjadi wilayah Kerajaan Murabithun yang berpusat di Maroko.

Keluarga dikenal sebagai tokoh masyarakat di Kordoba, terutama atas peran mereka dalam bidang hukum dan agama.

Kakek Ibnu Ruysd, Abu al-Walid Muhammad, merupakan seorang kepala hakim di Kordoba dan seorang imam Masjid Agung Kordoba.

Sedangkan ayahnya, Abu al-Qasim Ahmad, menjabat sebagai hakim pada masa kekuasaan Murabithun, hingga Kordoba jatuh ke tangan Kekhalifahan Muwahhidun.

Ketika masih muda, Ibnu Rusyd telah menerima pendidikan yang istimewa tentang hadis, kedokteran, dan teologi.

Ia belajar hukum Islam atau fikih dengan ulama bernama Al-Hafiz Abu Muhammad ibn Rizq yang bermazhab Maliki.

Selain itu, Ibnu Rusyd juga belajar tentang fikih dari ayahnya, yang mengajarkannya kitab Al-Muwatta atau Al-Muwaththa, buah karya Imam Malik yang paling terkenal.

Baca juga: Biografi Imam Malik bin Anas, Pendiri Mazhab Maliki

Guru ilmu hadisnya adalah Ibnu Basykuwal, yang merupakan murid dari kakeknya. Sedangkan dalam bidang kedokteran dan filsafat, ia berguru ke Abu Jafar Jarim at-Tajail.

Ibnu Rusyd juga sempat belajar secara mandiri saat mempelajari karya-karya dari Ibnu Bajjah atau Avempace, yang dikenal sebagai ilmuwan astronomi, fisika, dan juga sastrawan.

Saat muda, ia sudah sering ikut dalam pertemuan ilmuwan di Andalusia, salah satunya pertemuan rutin para filsuf, dokter, dan sastrawan di Kota Sevilla.

Dalam pertemuan itu, hadir filsuf Ibnu Thufail, Ibnu Zuhri, serta Abu Yusuf Yaqub, yang kelak menjadi khalifah Muwahhidun.

Karier Ibnu Rusyd

Pada 1153, ketika Andalusia berada di bawah kekuasaan Muwahhidun, Ibnu Rusyd melakukan penlitian astronomi di Marrakesh (Maroko) dan membantu pembangunan berbagai perguruan tinggi yang sedang dilakukan pemerintah.

Setelah penelitiannya itu menemui kegagalan, ia bertemu dengan Ibnu Thufail, seorang filsuf terkenal dan pengarang novel yang juga dokter istana Muwahiddun.

Pada 1169, Ibnu Thufail memperkenalkan Ibnu Rusyd dengan Khalifah Muwahhidun kedua, Abu Yaqub Yusuf, yang ternyata juga menaruh minat pada bidang filsafat.

Masih di tahun yang sama, ia pun diangkat sebagai hakim di Kota Sevilla, dan dipindah ke Kordoba pada 1171.

Baca juga: Ibnu Katsir, Ahli Tafsir yang Menguasai Berbagai Bidang Keilmuan

Setelah sekitar delapan tahun menjadi hakim di Kordoba, Ibnu Rusyd dipindah lagi sebagai hakim di Sevilla, di mana ia semakin giat menulis dan telah menyelesaikan tulisannya dari berbagai bidang ilmu.

Tiga tahun berselang, atau pada 1182, Ibnu Rusyd diangkat menjadi dokter istana untuk menggantikan Ibnu Thufail yang pensiun.

Selain sebagai dokter istana, pada tahun yang sama ia juga diangkat sebagai kepala hakim di Kordoba, jabatan bergengsi yang pernah diisi oleh kakeknya.

Karya Ibnu Rusyd

Di dunia Barat, Ibnu Rusyd mendapatkan julukan Sang Penafsir, karena menulis tafsir atau uraian pada hampir semua karya Aristoteles, kecuali Politika.

Ibnu Rusyd membagi tafsirnya ke dalam tiga tipe, yaitu:

  • Tipe pendek (berisi ringkasan doktrin Aristoteles)
  • Tipe menengah (uraian untuk memperjelas dan menyederhanakan bahasa dalam buku-buku Aristoteles)
  • Tipe panjang (berisi tentang pemikiran Ibnu Rusyd)

Baca juga: Karya dan Pemikiran Ibnu Khaldun

Sebagai seorang ilmuwan yang sangat cerdas, Ibnu Rusyd disebut-sebut telah menelurkan sebanyak 87 buku.

Berikut beberapa karya Ibnu Rusyd yang paling terkenal.

  • Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih)
  • Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran)
  • Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (perihal perkataan-perkataan dalam hal kebijaksaan dan syariat)
  • Tahafut al-tahafut (filsafat)

Dituduh sesat dan diasingkan

Pada 1195, Ibnu Rusyd mendapat berbagai tuduhan, termasuk tuduhan mengajarkan aliran sesat yang menyeretnya ke pengadilan dan divonis bersalah.

Ibnu Rusyd kemudian di asingkan ke Lucena, sebuah permukiman Yahudi yang berada di sekitar Kordoba.

Situasi semakin memburuk ketika Ibnu Rusyd dianggap menghina khalifah dalam tulisannya.

Baca juga: Biografi Imam Abu Dawud, Salah Satu Penyusun Kitab Hadis Utama

Namun, kebanyakan sejarawan berpendapat bahwa khalifah berusaha menjauhkan mereka dari Ibnu Rusyd.

Hal itu bertujuan untuk mendapat simpati dan dukungan dari para ulama tradisional yang banyak menentang ajaran Ibnu Rusyd.

Sebab, pada saat itu, khalifah sedang butuh dukungan para ulama untuk melancarkan perang melawan kerajaan-kerajaan Kristen.

Wafat

Beberapa tahun dalam masa pengasingan, Ibnu Rusyd kemudian dipanggil lagi ke istana dan mulai didukung lagi oleh khalifah.

Namun, tidak lama setelah bertugas di istana, Ibnu Rusyd meninggal pada 11 Desember 1198.

Mulanya, jenazahnya dimakamkan di Maroko, tetapi kemudian dipindahkan ke Kordoba.

 

Referensi:

  • Ulum, Shohibul. (2018). Ibnu Rusyd: Api Islam dari Andalusia. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com