Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Jungjong, Reformis dari Joseon

Kompas.com - 04/01/2022, 10:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

  • Mempromosikan tulisan-tulisan Konfusianisme dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Korea dan mendistribusikannya secara luas
  • Mengupayakan reformasi tanah, yakni mendistribusikan tanah secara lebih merata antara orang kaya dan miskin
  • Memperkenalkan sistem perekrutan baru bagi pejabat pemerintah, di mana setiap orang yang berbakat, termasuk budak, diperkenankan menjadi pejabat tanpa memandang status sosial.

Sebagai Inspektur Jenderal, Jo Gwang Jo menegakkan hukum dengan ketat sehingga tidak ada pejabat yang berani menerima suap, mengeksploitasi rakyat, ataupun melakukan korupsi.

Baca juga: Raja Jeongjo, Penguasa Joseon yang Meninggal Misterius

Pembersihan Literati Ketiga

Setelah empat tahun menerapkan agenda reformasi, Raja Jungjong pecah kongsi dengan Jo Gwang Jo, karena khawatir pengaruhnya akan lebih kuat.

Terlebih lagi, karakter Jo Gwang Jo yang tegas dan terlalu sering memaksakan agar program radikalnya didukung, sangat mengganggu raja.

Raja Jungjong kemudian tertarik dengan menguatkan otoritas kerajaan, di mana ia lebih memperhatikan ideologi neo-Konfusianisme.

Pada akhirnya, Jo Gwang Jo dieksekusi oleh raja karena dianggap tidak setia dan diduga akan melakukan kudeta.

Menteri kehakiman dan enam pejabat lain juga ditangkap dan dieksekusi tanpa investigasi ataupun diadili. Selain itu, banyak pengikut Jo Gwang Jo yang diasingkan oleh Raja Jungjong.

Eksekusi terhadap Jo Gwang Jo dan rekan-rekannya ini dikenal dengan peristiwa Pembersihan Literati Ketiga tahun 1519.

Baca juga: Raja Cheoljong: Sejarah, Masa Pemerintahan, dan Kisah Tragis

Wafat

Raja Jungjong meninggal pada 29 November 1544 di usia 56 tahun. Pada akhir jabatannya, Joseon diwarnai pertikaian antarfraksi yang didukung oleh ratu dan selir raja.

Konflik antarfraksi itu melemah kekuatan Joseon, yang berakhir pada peristiwa Pembersihan Literati Keempat tahun 1545.

Alhasil, Bajak laut Wokou dari Jepang pun berhasil menjarah wilayah pesisir selatan kerajaan. Sedangkan di perbatasan utara, Pasukan Jurchen dari Manchuria juga beberapa kali menyerang Joseon.

Raja Jungjong kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Raja Injong, yang kekuasaannya hanya bertahan satu tahun, yakni antara 1544-1545.

 

Referensi:

  • Seung-Yoon, Yang. (2003). Sejarah Korea Sejak Awal Abad hingga masa Kontemporer. Yogyakarta: UGM Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com