Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Raja Jungjong, Reformis dari Joseon

Ia memerintah Joseon dari tahun 1506 hingga 1544, setelah menggantikan saudara tirinya, Raja Yeonsangun, yang memerintah dengan sangat diktator.

Kediktatoran Raja Yeonsangun memicu terjadinya kudeta yang menempatkan Jungjong ke takhta Joseon.

Raja Jungjong dikenal sebagai reformator, karena ia adalah raja yang pertama kali melakukan reformasi besar-besaran dalam sejarah Joseon.

Menjadi Raja Joseon

Nama asli Raja Jungjong adalah Lee Yeok. Ia lahir pada 16 April 1488 sebagai putra Seongjong, raja Joseon kesembilan. Sedangkan ibunya bernama Jeonghyeon.

Selebihnya, tidak diketahui tentang kehidupan awal dari Raja Jungjong.

Ketika Raja Yeonsangun berhasil dilengserkan, pasukan kudeta mendatangi kediaman Pangeran Jinseong, nama Raja Jungjong sebelum naik takhta.

Kala itu, Pangeran Jinseong berniat bunuh diri karena menyangka Yeonsangun berhasil lolos dan akan membunuhnya.

Beruntung, Pangeran Jinseong dibujuk istrinya, yang nantinya dikenal sebagai Ratu Dangyeong, untuk tidak melakukan bunuh diri.

Pangeran Jinseong pun dipilih sebagai penguasa Joseon ke-11 untuk meneruskan pemerintahan dan setelah naik takhta dikenal dengan nama Raja Jungjong.

Melakukan reformasi

Pada awal pemerintahannya, Raja Jungjong belum dapat bergerak secara leluasa karena masih dibayang-bayangi oleh para pemimpin kudeta.

Barulah ketika para peimpin pemberontak itu meninggal, raja segera bekerja keras untuk menyingkirkan bekas-bekas era Yeonsangun dan menjalankan reformasi dalam skala besar

Selain itu, ia juga membuka kembali Sungkyunkwan (universitas kerajaan) dan Kantor Sensor, yang fungsinya sebagai pengkritik tindakan raja.

Dalam melaksanakan reformasinya, Raja Jungjong dibantu oleh Jo Gwang Jo, seorang sarjana Sarim atau penganut Neo-Konfusianisme Korea yang radikal, dan para sarjana Sarim lainnya.

Jo Gwang Jo memperkuat otonomi lokal dengan membangun sistem pemerintahan yang disebut Hyangyak, dengan agenda sebagai berikut.

  • Mempromosikan tulisan-tulisan Konfusianisme dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Korea dan mendistribusikannya secara luas
  • Mengupayakan reformasi tanah, yakni mendistribusikan tanah secara lebih merata antara orang kaya dan miskin
  • Memperkenalkan sistem perekrutan baru bagi pejabat pemerintah, di mana setiap orang yang berbakat, termasuk budak, diperkenankan menjadi pejabat tanpa memandang status sosial.

Sebagai Inspektur Jenderal, Jo Gwang Jo menegakkan hukum dengan ketat sehingga tidak ada pejabat yang berani menerima suap, mengeksploitasi rakyat, ataupun melakukan korupsi.

Pembersihan Literati Ketiga

Setelah empat tahun menerapkan agenda reformasi, Raja Jungjong pecah kongsi dengan Jo Gwang Jo, karena khawatir pengaruhnya akan lebih kuat.

Terlebih lagi, karakter Jo Gwang Jo yang tegas dan terlalu sering memaksakan agar program radikalnya didukung, sangat mengganggu raja.

Raja Jungjong kemudian tertarik dengan menguatkan otoritas kerajaan, di mana ia lebih memperhatikan ideologi neo-Konfusianisme.

Pada akhirnya, Jo Gwang Jo dieksekusi oleh raja karena dianggap tidak setia dan diduga akan melakukan kudeta.

Menteri kehakiman dan enam pejabat lain juga ditangkap dan dieksekusi tanpa investigasi ataupun diadili. Selain itu, banyak pengikut Jo Gwang Jo yang diasingkan oleh Raja Jungjong.

Eksekusi terhadap Jo Gwang Jo dan rekan-rekannya ini dikenal dengan peristiwa Pembersihan Literati Ketiga tahun 1519.

Wafat

Raja Jungjong meninggal pada 29 November 1544 di usia 56 tahun. Pada akhir jabatannya, Joseon diwarnai pertikaian antarfraksi yang didukung oleh ratu dan selir raja.

Konflik antarfraksi itu melemah kekuatan Joseon, yang berakhir pada peristiwa Pembersihan Literati Keempat tahun 1545.

Alhasil, Bajak laut Wokou dari Jepang pun berhasil menjarah wilayah pesisir selatan kerajaan. Sedangkan di perbatasan utara, Pasukan Jurchen dari Manchuria juga beberapa kali menyerang Joseon.

Raja Jungjong kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Raja Injong, yang kekuasaannya hanya bertahan satu tahun, yakni antara 1544-1545.

Referensi:

  • Seung-Yoon, Yang. (2003). Sejarah Korea Sejak Awal Abad hingga masa Kontemporer. Yogyakarta: UGM Press.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/04/100000579/raja-jungjong-reformis-dari-joseon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke