KOMPAS.com - Imam Abu Dawud adalah seorang perawi hadis, yang mengumpulkan sekitar 50.000 hadis Nabi Muhammad SAW.
Setelah diseleksi, hadis-hadis tersebut ia dibukukan dalam kitabnya, Sunan Abu Dawud, yang merupakan salah satu dari kitab hadis kanonik atau enam koleksi hadis utama.
Dalam upaya mengumpulkan hadis, Abu Dawud bepergian ke Arab Saudi, Irak, Khurasan, Mesir, Suriah, Nishapur, Marv, dan tempat-tempat lain.
Hal itu menjadikannya sebagai salah seorang ulama yang paling luas perjalanannya.
Baca juga: Abu Hurairah, Periwayat Hadis dan Bapak Para Kucing
Imam Abu Dawud lahir pada tahun 202 H atau 817 M di Sijistan, timur Iran (sekarang Provinsi Sistan dan Baluchestan).
Nama lengkapnya adalah Sulaiman bin Al-Asy’as bin Ishak bin Basyir bin Syidad bin Amar Al-Azdi As-Sijistani.
Sejak kecil, Abu Dawud sudah sangat mencintai ilmu dan suka belajar karena kedekatannya dengan para ulama.
Sebelum menginjak usia dewasa, ia sudah mulai mempersiapkan diri mengembara ke berbagai negeri.
Begitu dirasa umurnya cukup, Abu Dawud pergi untuk belajar dengan para ulama yang ditemuinya di Hijaz, Syam, Mesir, Irak, Sagar, dan Khurasan.
Pengembaraannya itu bertujuan untuk mendapatkan hadis sebanyak-banyaknya, kemudian diseleksi dan ditulis pada kitabnya.
Baca juga: Biografi Imam Bukhari, Pemimpin Para Ahli Hadis
Selama mengembara ke berbagai negeri, Abu Dawud berguru kepada banyak ulama, mereka adalah:
Baca juga: Biografi Imam Hambali, Ahli Hadis yang Menyusun Kitab Al Musnad
Sunan Abu Dawud adalah kitab hadis karangan Imam Abu Dawud, yang merupakan salah satu dari kitab hadis kanonik atau enam koleksi hadis utama Muslim Sunni.
Kitab ini memuat sekitar 4.800 hadis yang telah diseleksi dari sekitar 50.000 hadis yang ia kumpulkan selama mengembara sejak remaja.
Hal itu diketahui saat umurnya belum genap 20 tahun, Abu Dawud sudah berada di Bagdad, yang saat itu merupakan pusat ilmu pengetahuan.
Ia menyusun Kitab Sunan Abu Dawud karena minatnya terhadap syariat. Jadi, kitab ini mayoritas berisi hadis tentang syariat.
Setiap hadis yang ia kumpulkan, diperiksa dan diteliti kesesuaiannya dengan Al-Qur'an, begitu pula sanadnya.
Kitab Sunan Abu Dawud diakui oleh mayoritas dunia Muslim sebagai salah satu kitab hadis yang paling autentik.
Baca juga: Biografi Imam Hanafi, Pendiri Mazhab Hanafi yang Berakhir di Penjara
Banyak ulama yang meriwayatkan hadis dari kitabnya, di antaranya adalah Imam Turmudzi dan Imam Nasa'i.
Selain itu, para ahli hadis juga memuji Kitab Sunan Abu Dawud sebagai sebaik-baik tulisan. Salah satunya adalah ulama hadis terkemuka, Ahmad bin Hambal atau Imam Hambali, yang terkesan dengan kitab tersebut.
Imam Al-Ghazali juga mengatakan bahwa Kitab Sunan Abu Dawud sudah cukup bagi seorang mujtahid untuk menjadi landasan hukum.
Selama mengembara untuk mencari dan mengumpulkan hadis, Abu Dawud tidak hanya menulis Kitab Sunan Abu Dawud.
Ia diketahui menulis beberapa buku sebagai cara untuk menyampaikan ilmu yang didapatkan, seperti berikut.
Baca juga: Ibnu Katsir, Ahli Tafsir yang Menguasai Berbagai Bidang Keilmuan
Imam Abu Dawud wafat pada 16 Syawal 275 H atau 889 M di Basrah, Irak, di usia 72 tahun. Ia meninggalkan seorang putra bernama Abu Bakar Abdullah bin Abu Dawud.
Referensi: