Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oei Ing Kiat, Tokoh Muslim Tionghoa Penggerak Perang Kuning

Kompas.com - 26/11/2021, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Ketika terjadi Geger Pacinan Batavia pada 1740, banyak orang Tionghoa yang melarikan diri ke Lasem.

Oei Ing Kiat menerima para pelarian Tionghoa yang berhasil selamat dan mengizinkan mereka membangun perkampungan di Lasem.

Bahkan adipati juga mempekerjakan sebagian dari mereka dalam proyek normalisasi sungai.

Baca juga: Geger Pacinan Batavia: Penyebab, Tokoh, dan Dampaknya

Tokoh penggerak Perang Kuning

Ketika Belanda mulai mengikis teritorial dan kekuasaan di Lasem, Oei Ing Kiat diam-diam menggalang kekuatan yang terdiri dari penduduk pribumi dan pelarian Tionghoa dari Batavia untuk melawan.

Dalam hal ini, ia didukung oleh Raden Panji Margono dan Tan Ke Wie, pengusaha kaya keturunan Tionghoa sepertinya.

Oei Ing Kiat mengorganisasikan serangan melawan VOC di Jepara, Juwana, dan Rembang, yang kemudian dikenal sebagai Perang Kuning.

Namun, perlawanan tersebut dapat dipatahkan VOC dan berakibat pada jatuhnya Lasem ke tangan Belanda.

Gugur ketika melawan Belanda

Karena dicurigai oleh Belanda sebagai dalang di balik Perang Kuning, Oei Ing Kiat lantas dicopot dari jabatan adipati.

Posisinya kemudian diturunkan menjadi Tumenggung Mayor Titular, jabatan boneka yang diciptakan VOC.

Setelah itu, Oei Ing Kiat dan Raden Panji Margono, serta orang-orang Tionghoa di Lasem terus diawasi oleh VOC.

Meski berada di bawah pengawasan Belanda, semangatnya untuk memberontak bangsa pejajah tidak pernah padam.

Perlawanan dilanjutkan pada 1750, di mana Oei Ing Kiat dan Raden Panji Margono beserta Kiai Ali Badawi menyerbu kedudukan VOC di Rembang.

Ketiga tokoh ini memimpin pasukan yang terdiri dari gabungan etnis Tionghoa, Jawa, serta kalangan santri.

Namun, Oei Ing Kiat gugur dalam pertempuran di Layur, Lasem Utara. Setelah itu, jenazahnya dimakamkan di Gunung Bugel dan perlawanan di Lasem benar-benar padam.

Untuk memeringati perjuangan Oei Ing Kiat dan Raden Panji Margono, dibangun Klenteng Gie Yong Bio di Lasem.

 

Referensi:

  • Unjiya, Muhammad Akrom. (2014). Lasem Negeri Dampoawang: Sejarah yang Terlupakan. Yogyakarta: Salma Idea.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com