Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Huristak, Kerajaan yang Tidak Tersentuh Bangsa Penjajah

Kompas.com - 26/11/2021, 08:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Hubungan tersebut terbukti menjadikan keislaman di Huristak semakin bertambah kuat.

Baca juga: Kerajaan Klungkung: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan

Hubungan dengan bangsa penjajah

Meski Indonesia telah dijajah bangsa Belanda sejak awal abad ke-17, Kerajaan Huristak masih dapat hidup damai hingga abad ke-19.

Pemerintah Hindia Belanda baru masuk ke wilayah kerajaan pada sekitar 1840, ketika Kali Omar duduk di singgasana.

Kendati demikian, Kerajaan Huristak tidak takluk, tetapi justru mendapatkan pengakuan dari Belanda.

Pada 1885, Sutan Palaon bahkan mendapatkan pengakuan sebagai raja yang membawahi sejumlah wilayah di Padang Lawas.

Pengakuan seperti ini terus didapatkan raja-raja Huristak, bahkan hingga masa pendudukan Jepang.

Bahkan kerajaan ini menjadi penyuplai makanan bagi Tentara Republik Indonesia ketika melawan Belanda dan Jepang.

Rajanya, Patuan Barumun, juga terjun memimpin peperangan hingga menaklukkan pasukan Jepang.

Oleh Patuan Barumun, pasukan Jepang yang kalah lantas diminta membuat jembatan di Tapanuli Selatan.

Bergabung dengan NKRI

Kerajaan Huristak mampu bertahan hingga Indonesia merdeka dan bergabung dengan NKRI pada 1947.

Sutan Managor, yang meneruskan takhta Patuan Barumun, kemudian meneruskan kerajaan secara adat dan budaya.

Pada 2002, tampuk kekuasaan diteruskan oleh Patuan Nagalan Hasibuan, yang memimpin hingga 2015.

Setelah itu hingga saat ini, Kerajaan Huristak diwakilkan kepada Patuan Tondi Hasibuan.

 

Referensi:

  • Hasibuan, Tondi dan Jorry Sam. (2020). Mengulas Dokumen Kerajaan Huristak dari Masa ke Masa. Yogyakarta: Deepublish.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com