KOMPAS.com - Kerajaan Huristak adalah salah satu kerajaan batak yang pernah berdiri di Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara.
Ketika didirikan pada abad ke-16 oleh keturunan Kekaisaran Kushan dari India, kerajaan ini bercorak Buddha seperti leluhurnya.
Pengaruh Islam kemudian masuk pada abad ke-19 dan secara resmi mengubah corak kerajaan ketika rajanya menjadi Muslim.
Meski namanya tidak sepopuler kerajaan-kerajaan besar di Sumatera, Kerajaan Huristak ternyata tidak pernah tersentuh oleh bangsa penjajah.
Hal itu kemudian dimanfaatkan oleh penguasanya untuk menjadikan Huristak sebagai basis perjuangan dalam meraih kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: Kerajaan Dharmasraya: Sejarah, Raja-raja, dan Peninggalan
Sebelum berdiri Kerajaan Huristak, jauh pada abad pertama Masehi telah berdiri Kerajaan Batak, yang telah menjalin hubungan dagang dengan bangsa asing dari berbagai negara, salah satunya dengan pedagang India.
Kerajaan Huristak sendiri bersilsilah langsung kepada Kekaisaran Kushan di India Utara, yang rajanya melakukan ekspansi hingga ke Nusantara.
Kerajaan ini didirikan oleh cucu Raja Soduguron (Kerajaan Batta Pannai) pada abad ke-16 dan diperintah oleh Ompu Suhataon sebagai raja pertamanya.
Horistak bercirikan Batak-Melayu Tua dan berasimilasi dengan kebudayaan Orissa di India Utara yang bercorak Buddha Siwa.
Pada periode kekuasaan raja kedua, kerajaan ini terlibat perang dengan Sultan Siak dan berhasil meraih kemenangan.
Kemenangan tersebut membuat wilayah kekuasaan Kerajaan Huristak semakin luas hingga mencakup empat kabupaten.
Wilayah yang berada di bawah kekuasaannya adalah Padang Lawas, Padang Lawas Utara, serta dua kabupaten di Provinsi Riau, yakni Rokan Hulu dan sebagain Rokan Hilir sekarang.
Baca juga: Kerajaan Pedir: Sejarah, Kehidupan, dan Keruntuhan
Pengaruh Islam mulai masuk ke Kerajaan Huristak pada abad ke-19, tepatnya pada sekitar 1825 M.
Lambat laut, Islam mulai diterima oleh keluarga kerajaan dan rakyatnya setelah Raja Kali Omar menjadi seorang Muslim.
Sejak itu, Kerajaan Huristak resmi bercorak Islam dan menjalin relasi dengan kerajaan-kerajaan di sekitarnya, termasuk Kerajaan Siak Sri Indrapura, yang pernah terlibat dalam peperangan.