Cara ini dilakukan untuk memperkuat kekuasaan dan pengaruhnya pada pemerintah lokal, terutama di dalam Keraton Yogyakarta.
Hal ini berakibat Sultan Hamengkubuwono III menjadi sekuler dan cenderung ke Belanda. Sehingga Pangeran Diponegoro merasa malu dan menjauh dari keraton.
Kedua, campur tangan pihak Belanda ke dalam permasalahan Internal keraton Yogyakarta.
Pihak Belanda berperan dalam penunjukkan Sultan Yogyakarta untuk menggantikan Sultan Hamengkubuwono IV yang wafat.
Belanda mengangkat anak Sultan Hamengkubuwono IV yang masih berusia 2 tahun menjadi Sultan Yogyakarta.
Ketiga, penderitaan rakyat akibat kebijakan sewa tanah dan berbagai pajak membuat persoalan yang rumit.
Kebijakan itu membuat rakyat semakin sengsara.
Akibat itu membuat Pangeran Diponegoro melakukan pemberontakan terhadap Belanda.
Referensi: