Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Karya Sastra Angkatan 66

Kompas.com - 21/08/2021, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Angkatan 66 adalah sebuah periode sastra yang pertama kali dicetuskan oleh HB Jassin pada 1966. 

Istilah Angkatan 66 sebenarnya diilhami dari sebuah peristiwa politik yang terjadi tahun 1966.

Saat itu terjadi gelombang aksi mahasiswa yang berhasil menumbangkan rezim pemerintah yang melakukan tindakan penyelewengan.

Bermula dari kejadian itu, HB Jassin berniat mengemukakan pemikirannya melalui karya sastra.

Akan tetapi, penamaan Angkatan 66 telah mengundang kontroversi dari beberapa sastrawan, sehingga penamaan ini tidak dapat diterima. 

Baca juga: Servius Dumais Wuisan: Peran dan Perjuangannya

Latar Belakang

Munculnya nama Angkatan 66 dicetus oleh HB Jassin dalam majalah Horison Nomor 2 Tahun 1966. 

Pada tulisan tersebut dikatakan bahwa Angkatan 66 lahir dilandasi dengan peristiwa yang terjadi tahun 1966.

Saat itu, terdapat segerombol mahasiswa sedang melakukan aksi penggulingan rezim Soekarno yang dianggap menyeleweng. 

Berawal dari situ, HB Jassin kemudian ingin menunjukkan bahwa sastrawan telah memberikan perhatian mereka terhadap masalah sosial-politik. 

HB Jassin juga turut melibatkan beberapa nama sastrawan yang sebagian besar terlibat aktif dalam pergolakan politik yang terjadi tahun 1960-an. 

Selain itu, Jassin juga menargetkan para sastrawan yang sudah berkarya sejak tahun 1950-an hingga 1966. 

Beberapa nama yang dicantumkan adalah:

  1. Taufiq Ismail
  2. Slamet Sukirnanto
  3. Bur Rasuanto
  4. Abdul Wahid Situmeang

Selain terlibat dalam aksi politik, keempat sastrawan ini juga telah melahirkan beberapa karya yang memperlihatkan perlawanannya terhadap penyelewengan pemerintah saat itu.

Jadi, dalam Angkatan 66, Jassin berfokus kepada para sastrawan dengan hasil karya yang menggambarkan perlawanan atau kritik sosial.

Baca juga: Sejarah Gerwani, Gerakan Wanita Indonesia

Karakteristik Angkatan 66

Ciri-ciri sastra Angkatan 66 terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:

  1. Kelompok Sastra 1960 hingga 1966
  2. Kelompok Sastra Tahun 1966 hingga 1970
  3. Puisinya menggambarkan kemuraman hidup yang menderita
  4. Prosanya menggambarkan masalah kemasyarakatan
  5. Cerita mengenai politik pemerintahan lebih menonjol

Baca juga: Sistem Pendidikan di Era Belanda

Kontroversi

Pandangan HB Jassin mengenai penamaan Angkatan 66 yang didasari pada peristiwa sosial-politik di tanah air cukup dapat diterima. 

Akan tetapi, beberapa sastrawan lebih setuju jika namanya diubah menjadi Angkatan Manifest Kebudayaan (Manikebu). 

Seperti tanggapan dari Satyagraha Hoerip, ia mengatakan bahwa bentuk pemberontakan akan rezim pemerintahan sudah dilakukan secara terus-menerus. 

Bahkan, jika dicermati, sikap dan kiprah para penanda tangan Manifest Kebudayaan yang konsisten telah dengan nyata menunjukkan dukungan perjuangan demokrasi di Indonesia. 

Manifest Kebudayaan adalah konsep kebudayaan yang mengusung humanisme universal. 

Oleh sebab itu, Satyagraha Hoerip merasa akan lebih tepat jika karya sastra ini dinamai dengan Angkatan Manifes. 

Selain Satyagraha, Rachmat Djoko Pradopo juga menolak penamaan Angkatan 66. 

Menurut Pradopo, penamaan angkatan sudah seharusnya dilandasi oleh faktor karya sastra itu sendiri, bukan karena sosial-politik. 

Alasan Jassin mengenai usia para sastrawan juga ditolak oleh Pradopo.

Pada akhirnya, karena banyak sastrawan yang menolak penamaan pemikiran HB Jassin, penamaan Angkatan 66 belum dapat diterima.  

Referensi: 

  • Notosusanto, Nugroho dan Marwati Djoened Poesponegoro. (2019). Sejarah Nasional Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia (1942-1998). Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com