Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revolusi Turki Muda: Penyebab, Kronologi, dan Dampak

Kompas.com - 22/07/2021, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Revolusi Turki Muda adalah upaya restorasi konstitusi Ottoman 1876 yang dilakukan oleh gerakan Turki Muda pada 24 Juli 1908.

Melalui gerakan ini, sejumlah pemikir yang tergabung dalam Turki Muda memaksa Sultan Abdul Hamid II mengembalikan sistem monarki konstitusional 1876 dan memasukkan politik multi-partai dalam Kekaisaran Turki Usmani (Ottoman).

Setelah meletus pemberontakan di Provinsi Rumelia yang dipicu oleh Komite Persatuan dan Kemajuan (KPK), Sultan Abdul Hamid II akhirnya menyerah dan mengumumkan pemulihan konstitusi.

Latar belakang Revolusi Turki Muda

Sejak didirikan pada abad ke-13, Kekaisaran Turki Usmani (Ottoman) selalu menerapkan sistem monarki absolut.

Ketika Sultan Abdul Hamid II mulai berkuasa pada 1876, timbul keinginan untuk melawan politik konservatif kekaisaran.

Hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan budaya liberal di Turki.

Pada Desember 1876, Sultan Abdul Hamid II mendeklarasikan parlemen konstitusional Utsmaniyah yang pertama.

Namun, dua tahun kemudian, ia menangguhkan Parlemen Ottoman, sehingga tinggal tersisa sekelompok kecil yang dapat ambil bagian dalam politik kekaisaran.

Hal inilah yang menjadi penyebab Revolusi Turki Muda bergejolak pada Juli 1908.

Baca juga: Tokoh-Tokoh Revolusi Rusia

Gerakan Turki Muda sebenarnya terbagi dalam dua faksi besar, Liberalis dan Unionis.

Mereka sama-sama berada di pihak oposisi terhadap rezim Sultan Abdul Hamid II dan menginginkan restorasi Konstitusi 1876, tetapi keduanya berbeda pendapat tentang masa depan kekaisaran.

Pada 1889, kelompok Unionis membentuk sebuah organisasi rahasia yang dinamakan Komite Persatuan dan Kemajuan (KPK).

Anggota KPK pun banyak yang menyusup ke institusi dalam rezim Sultan Abdul Hamid II dan merekrut perwira muda Angkatan Darat Ottoman.

Jalannya Revolusi Turki Muda

Peristiwa revolusi dipicu oleh pertemuan antara Edward VII dari Inggris dan Nicholas II dari Rusia pada Juni 1908 di pelabuhan Reval di Baltik.

Para anggota KPK yang berbasis di Salonika (sekarang Tesalonika) khawatir apabila pertemuan tersebut menjadi sebuah awal dari pembagian Makedonia dan pemberontakan terhadap Sultan Abdul Hamid II.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com