Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tribhuwana Tunggadewi, Ratu Majapahit Penakluk Nusantara

Kompas.com - 19/07/2021, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tribhuwana Tunggadewi adalah penguasa ketiga Kerajaan Majapahit yang memerintah antara 1328-1350 M.

Setelah menjadi ratu, ia mendapatkan gelar Sri Tribhuwanottunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani.

Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Majapahit belum sepenuhnya tentram karena terjadi beberapa pemberontakan.

Pemberontakan tersebut akhirnya dapat ditumpas dengan bantuan Gajah Mada.

Sejak saat itu, Gajah Mada diangkat menjadi mahapatih dan dengan setia membantu sang ratu untuk memajukan Kerajaan Majapahit.

Berkat keberanian, kebijaksanaan, dan kecerdasan Tribhuwana Tunggadewi, ekspansi Kerajaan Majapahit mengalami kemajuan pesat.

Silsilah keluarga dan keturunan

Tribhuwana Tunggadewi adalah putri dari Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit, dari istrinya yang bernama Gayatri.

Dari pihak ibu, ia adalah cucu dari Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singasari.

Tribhuwana Tunggadewi memiliki saudara kandung bernama Dyah Wiyat atau Rajadewi Maharajasa dan saudara tiri bernama Jayanagara, yang menjadi raja kedua Majapahit.

Ia lahir dengan nama Sri Gitarja dan diangkat sebagai Bhre Kahuripan pada masa pemerintahan Jayanagara.

Tribhuwana Tunggadewi sebenarnya ingin dinikahi oleh Jayanagara, tetapi tidak diizinkan oleh Gayatri.

Karena itu, Jayanagara pernah mengurung Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi supaya tidak ada yang menikahi mereka.

Setelah Jayanagara meninggal pada 1328, Tribhuwana Tunggadewi menikah dengan Cakradhara atau Kertawardhana Bhre Tumapel.

Dari pernikahannya ini, ia melahirkan Dyah Hayam Wuruk, yang nantinya menjadi raja Majapahit, dan Dyah Nertaja.

Baca juga: Hayam Wuruk, Raja Terbesar Kerajaan Majapahit

Masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi

Pada 1328, Raja Jayanagara meninggal tanpa meninggalkan putra mahkota.

Menurut Kitab Negarakertagama, Gayatri kemudian memerintahkan Tribhuwana Tunggadewi untuk menggantikannya naik takhta.

Sebab, Gayatri yang seharusnya dapat mewarisi takhta Jayanagara telah menjadi biksuni atau pendeta Buddha.

Tribhuwana Tunggadewi memerintah sebagai ratu bersama suaminya, Kertawardhana.

Pada awal pemerintahannya, yaitu tahun 1331, terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta.

Dua pemberontakan tersebut akhirnya dapat dipadamkan oleh Gajah Mada.

Atas jasanya tersebut, Gajah Mada kemudian diangkat menjadi Mahapatih, jabatan tertinggi kedua setelah raja.

Ketika dilantik menjadi mahapatih pada 1334, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.

Dalam sumpahnya itu, Gajah Mada tidak berkehandak menerima hadiah atau anugerah sebelum berhasil memersatukan nusantara.

Sejak Tribhuwana Tunggadewi didampingi oleh Gajah Mada, kemakmuran kerajaan semakin meningkat.

Untuk memenuhi sumpahnya, Gajah Mada membantu sang ratu dalam perluasan wilayah ke segala penjuru nusantara.

Hasilnya, Bali dan beberapa kerajaan di nusantara dapat ditaklukkan pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi.

Baca juga: Gajah Mada: Cita-cita, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Mengundurkan diri dari pemerintahan

Pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi berakhir ketika sang ibu, Gayatri, meninggal pada 1350.

Tribhuwana Tunggadewi mengundurkan diri karena ia hanya memerintah untuk mewakili sang ibu.

Setelah itu, takhta kerajaan diserahkan kepada putranya, Hayam Wuruk, yang saat itu baru berusia 16 tahun.

Kendati demikian, ia masih sangat aktif terlibat dalam urusan kerajaan.

Tribhuwana Tunggadewi kemudian kembali dinobatkan sebagai Bhre Kahuripan dan menjadi anggota Bhattara Saptaprabhu, dewan tetua kerajaan yang memberikan nasihat kepada raja.

Tidak diketahui pasti kapan meninggalnya Tribhuwana Tunggadewi, Pararaton hanya menyebutkan bahwa dirinya wafat setelah 1371.

Tribhuwana Tunggadewi kemudian didharmakan di Candi Pantarapura yang terletak di Desa Panggih, Trowulan, Mojokerto.

 

Referensi:

  • Isnaini, Danik. (2019). Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com