Dari tiga ekspedisi yang dilakukan, Laksamana Cheng Ho telah menjelajah sampai di daerah India dan Srilanka.
Antara 1413-1415, pelayaran Laksamana Cheng Ho semakin jauh, yaitu mencapai daerah Aden, Teluk Persia, dan Afrika Timur.
Jalur ini kembali ia lewati saat menjalankan ekspedisi kelima (1417-1419) dan keenam (1421-1422).
Pada pelayarannya yang terakhir, antara 1431-1433, Laksamana Cheng Ho berhasil mencapai Laut Merah.
Laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi dengan armada yang sangat besar, bahkan sampai saat ini belum ada penjelajah yang mampu melebihinya.
Ia berangkat dengan 27.000 anak buah yang dimuat dalam 307 kapal.
Kapal terbesarnya berukuran 138 meter dan lebar 56 meter, yang menjadikannya kapal terbesar pada abad itu.
Selama berlayar, mereka membawa banyak perbekalan, bambu China sebagai suku cadang kapal, dan Sutera untuk dijual.
Ketika kembali ke negerinya, Laksamana Cheng Ho biasanya membawa hadiah-hadiah dari daerah-daerah yang dikunjunginya untuk sang kaisar.
Baca juga: Kekaisaran Persia: Sejarah, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan
Laksamana Cheng Ho meninggal pada April 1433 di Calcuta, India.
Beberapa pendapat menyebut bahwa jenazahnya dikuburkan di daerah Semarang, hanya rambut dan pakaiannya saja yang dibawa ke China pada Juli 1433.
Di China, makamnya berada di kawasan Niu Shou Shan, Kota Nanjing.
Catatan perjalanan Laksamana Cheng Ho yang terkenal akhirnya menghasilkan satu panduan pelayaran, Zheng He's Navigation Map, yang mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15.
Ekspedisi yang dilakukan Laksamana Cheng Ho pun berhasil membuat nama China semakin dikenal di mata dunia.
Selama tujuh kali ekspedisinya, Laksamana Cheng Ho selalu mengunjungi Indonesia.