Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marco Polo, Penjelajah yang Mengaku Bertemu Unicorn di Sumatera

Kompas.com - 10/07/2021, 11:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Marco Polo adalah salah satu penjelajah dunia paling terkenal yang hidup pada abad ke-13.

Kisah Marco Polo menelusuri Jalur Sutra hingga ke negeri China tertuang dalam sebuah buku berjudul "Perjalanan Marco Polo".

Dalam buku tersebut, diceritakan bahwa ia bersama ayah dan pamannya melakukan perjalanan dari Eropa ke Asia antara 1271-1295.

Marco Polo, yang sempat tinggal di China selama 17 tahun, menggambarkan tentang kebudayaan daerah Timur yang maju.

Selain itu, Marco Polo ternyata pernah singgah di Pulau Sumatera dan mengaku melihat makhluk mitologi berwujud kuda bertanduk satu atau unicorn.

Awal kehidupan Marco Polo

Marco Polo lahir di Venesia, Italia, pada 1254. Ia adalah putra dari pedagang yang kaya.

Kendati demikian, ia baru memiliki kesempatan untuk bertemu dengan sang ayah, Niccolo, ketika berusia 15 tahun.

Pasalnya, sang ayah dan pamannya, Maffeo Polo, adalah pedagang permata yang menghabiskan sebagian besar waktunya di Konstantinopel.

Perjalanan Niccolo dan Maffeo ketika bergabung dengan misi diplomatik ke istana Kubilai Khan, penguasa Mongol, itulah yang nantinya membawa Marco Polo menjelajahi negeri-negeri di Asia.

Marco Polo memulai penjelajahan dunia pada 1271, ketika ia berusia 17 tahun.

Baca juga: Faktor Penjelajahan Samudra Bangsa Eropa

Perjalanan ke China

Pada 1271, Niccolo dan Maffeo berangkat ke China melalui Timur Tengah, khususnya Turki dan Iran.

Mereka kemudian membelok ke selatan menuju teluk Persia untuk melanjutkan perjalanan melalui laut.

Akan tetapi, rencana tersebut urung dilakukan setelah melihat kapal-kapal yang ada tidak layak pakai.

Marco Polo bersama ayah dan pamannya memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan darat dengan berjalan melewati pegunungan, daratan tinggi, dan padang-padang di Afghanistan.

Dari situ, mereka akhirnya sampai di Kasgar, yang sekarang masuk di Xianjiang Uygur di China.

Perjalanan dilanjutkan melalui Gurun Gobi dan sampailah mereka di Kambaluk (sekarang Beijing).

Lama perjalanan mereka menuju China diperkirakan sekitar tiga setengah tahun, karena cuaca yang tidak menentu dan Marco Polo sering sakit.

Baca juga: Penjelajahan Samudra oleh Portugis: Latar Belakang dan Kronologi

Uraian Marco Polo tentang Kerajaan Kubilai Khan

Hubungan keluarga Polo dengan Kubilai Khan sangatlah baik. Bahkan seperti yang diceritakan dalam buku Marco Polo, keluarganya diberi jabatan penting di istana.

Saat tiba di Xanadu, istana Kubilai Khan, Marco Polo begitu terpesona dengan arsitektur marmernya yang megah.

Marco Polo juga menjelaskan bahwa di kerajaan Khan terdapat banyak kota metropolitan yang tidak ternilai harganya.

Ia bahkan mengatakan bahwa Timur ternyata lebih maju daripada Barat.

Tulisan Marco Polo juga menjadi satu-satunya tulisan Eropa yang menjelaskan tentang negeri Jepang pada waktu itu.

Meskipun ceritanya sangat singkat, ia menyebut pada masa itu Jepang sangat kaya hingga membuat Kubilai Khan ingin menyerbunya.

Selama tinggal di China, Marco Polo banyak memelajari budaya setempat dan akhirnya menguasai empat bahasa.

Dalam perjalanannya, Kubilai Khan mengutus Marco Polo ke daerah-daerah yang belum pernah dijelajahi oleh orang Eropa, seperti Myanmar, India, dan Tibet.

Marco Polo kemudian diangkat menjadi gubernur, dan akhirnya sebagai duta besar.

Baca juga: Raja Cheoljong: Sejarah, Masa Pemerintahan, dan Kisah Tragis

Perjalanan kembali ke Eropa

Setelah menghabiskan 17 tahun di China, Marco Polo memutuskan untuk kembali ke Venesia.

Hal ini sebenarnya tidak disetujui oleh Kubilai Khan, yang terlanjur banyak bergantung padanya.

Oleh karena itu, Kubilai Khan menyetujui permintaannya dengan satu syarat, yaitu ia harus mengawal seorang putri Mongol ke Persia.

Marco Polo dan keluarganya meninggalkan China pada 1292 bersama ratusan penumpang dan pelaut.

Mereka berangkat dari Quanzhou, kemudian singgah di Vietnam. Dari situ, rombongan Marco Polo menyusuri Semenanjung Malaka, Pulau Sumatera, dan Srilanka.

Mereka kemudian melanjutkan petualangan menuju pesisir India dan tiba di Persia.

Sepanjang perjalanan, mereka melewati banyak rintangan yang menewaskan ratusan penumpang, utamanya karena badai dan penyakit.

Pada saat rombongan Marco Polo tiba di Persia, penumpang yang tersisa tinggal 18 orang.

Selain itu, keluarga Marco Polo kehilangan tiga perempat kekayaannya pada pejabat Genoa.

Setelah 21 bulan perjalanan, mereka akhirnya sampai di Venesia.

Menulis buku di penjara

Beberapa tahun setelah kembali dari China, Marco Polo memimpin serangan melawan Genoa.

Marco Polo akhirnya ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara di Genoa, di mana ia bertemu dengan tahanan yang merupakan seorang penulis bernama Rustichello.

Konon, Marco Polo menuliskan bukunya "Perjalanan Marco Polo", yang kemudian sangat terkenal, di penjara ini.

"Perjalanan Marco Polo" memuat kisahnya ketika menuju dan kembali dari Asia, kebudayaan yang ia pelajari, serta pencapaiannya.

Pada masanya, buku yang dicetak dalam bahasa Prancis, Italia dan Latin, tersebut menjadi bacaan paling populer di Eropa.

Kendati demikian, banyak juga yang memercayai bahwa cerita yang dituangkan Marco Polo dalam bukunya hanyalah sebatas fiksi.

Baca juga: Kekaisaran Maurya: Sejarah, Raja-Raja, Masa Kejayaan, dan Kehidupan

Tulisan Marco Polo tentang Indonesia

Dari bukunya, diketahui bahwa Marco Polo pernah singgah di Indonesia, lebih tepatnya ke Pulau Sumatera dan Jawa, dalam perjalanannya kembali ke Eropa.

Menariknya, ia mengaku melihat unicorn atau makhluk mitologi berwujud kuda bertanduk satu.

Namun, para peneliti menyimpulkan bahwa hewan yang dilihat Marco Polo sebenarnya adalah badak Sumatra.

Marco Polo menyebut bahwa Pulau Jawa sangat luas dan menceritakan tentang penyerangan Kubilai Khan ke kerajaan di Jawa.

Selain itu, ia juga menguraikan tentang beberapa kerajaan yang berdiri di nusantara saat itu, seperti Kerajaan Perlak, Samudera, dan Lamuri.

Akhir hidup

Marco Polo dibebaskan dari penjara pada 1299, ketika Venesia dan Genoa akhirnya berdamai.

Sekembalinya ke Venesia, ia menikah dan memiliki tiga anak perempuan.

Marco Polo meninggal di rumahnya di Venesia pada 8 Januari 1324.

Semenjak berkeluarga hingga sebelum meninggal, Marco Polo menghabiskan hidupnya dengan menjalankan bisnis keluarganya.

 

Referensi:

  • Iswarso, Nur. (2011). Kisah Para Penakluk dan Penjelajah Dunia. Yogyakarta: Familia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com